Usaha Furniture Rumahan di Desa Tohpati, Banjarangkan, Klungkung Tidak Pernah Surut dalam Berkarya

8 Maret 2023, 20:40 WIB
Usaha Furniture rumahan di Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung tidak pernah surut dalam berkarya. /Ringtimes Bali/I Gede Sarjana

RINGTIMES BALI - Upaya menghasilkan suatu karya yang positif dalam rangka membangun ekonomi keluarga terus dilakukan pengerajin furniture yang ada di Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung.

Salah satu pelaku usaha mebel dan furniture rumahan yang masih eksis sampai saat ini adalah Tiga Bersaudara Mebel dan Furniture.

I Ketut Adnyana pemilik usaha furniture rumahan saat ditemui mengatakan bahwa usaha ini telah dilakoninya selama hampir 10 tahun.

"Saya lakoni ini setelah saya pensiun dari salah satu perusahan di Denpasar dulu, agar tidak diam dan pasif disamping hobi," ujarnya.

Baca Juga: Percantik Kota Denpasar, Penurunan Kabel Semrawut Dimulai Pertengahan 2023

Menurutnya, selama menjalani usaha ini banyak hal yang dapat dipetik dalam membangun usaha baru di desa yang dibangun dari nol.

"Ya seimbang, tetapi paling tidak tetap positif dan berusaha untuk kebutuhan hidup" ucap pria paruh baya ini, Rabu 8 Maret 2023.

Sementara terkait karyawan yang diajak bekerja dulu sebelum pandemi Covid-19 ada lima orang.

Sebelum virus Covid-19 melanda, orderan yang didapat lumayan banyak, jadi dia mengaku kewalahan bekerja sendiri dan kebetulan waktu itu ada yang mau ikut bergabung.

Baca Juga: Warga Banjar Tegal, Mengwi, Badung Tolak Pembangunan TPS3R

"Waktu itu ada lima tenaga yang membantu untuk mengerjakan orderan yang ada. Tetapi saat ini pada berhenti tinggal dua aja," bebernya.

Ketut Adnyana mengungkapkan, furniture yang dikerjakan ada banyak jenis, tergantung permintaan karena dia tidak menyetok.

"Almari, dipan, kitchen set, meja kantoran dan sebagainya menurut orderan berbahan kayu," tuturnya.

Adapun jenis kayu yang digunakan adalah kayu jati, mahoni dan lokal Bali.

Untuk harga yang dijual bervariasi tergantung model dan motif yang dipesan oleh pembeli. Terkadang ada yang minta diisi ukiran dan sebagainya.

Baca Juga: 1.912 STB Didistribusikan di Denpasar Selama Awal 2023, Sasar Warga Kurang Mampu

Contohnya almari satu pintu dibandrol dengan harga Rp1.500.000, lengkap dengan motif berukir dan kaca riasnya.

"Untuk harga tergantung ukuran dan motif pesanan serta bahan kayunya, yang pasti diutamakan hasil (servis) kepada pelangan," sambungnya.

Para pembeli tidak hanya dari desanya, dari desa lainpun ada, bahkan ada yang dari Kabupaten Bangli, Gianyar, dan Denpasar.

Ia menjelaskan untuk pengerjaan ukuran almari bisa memakan waktu sampai tujuh hari, sedangkan meja dan kursi bisa sampai dua atau tiga hari.

Saat ini ia merasa orderan yang didapat lumayan sepi, ditambah situasi yang tidak mendukung, jadi untuk kebutuhan sehari-hari menjadi susah.

Baca Juga: Walikota Denpasar Ajak Semua Pihak Jaga Kelancaran Rangkaian Hari Raya Nyepi

"Dalam sebulan bisa terima oderan paling tiga, itupun hanya meja dan kursi. Tetapi saya tetap bersyukur diberi kesehatan dan bisa menciptakan karya untuk orang lain," terang Ketut Adnyana.

Sementara saat itu salah satu pembeli asal Tembuku Bangli, Gede Ari mengatakan, dirinya telah menjadi pelanggan tempat ini.

"Karena di sini memenuhi keinginan pembeli di samping itu bahan yang digunakan tidak asal-asalan, orangnya memang seniman. Saat pengerjaan bisa saya pantau di sengang waktu hasilnya juga tidak kalah dengan tempat furniture lain," katanya.

"Saat ini saya lagi order kursi santai untuk keluarga dan meja di taman yang hanya tinggal nunggu finishing-nya," sambungnya.***

Cek berita Seputar Bali lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Tags

Terkini

Terpopuler