RINGTIMES BALI – Anak Agung Gde Agung selaku Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menyatakan harapannya agar Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) daerah Tabanan bisa menyiarkan dakwah yang menyejukan umat, bukan saja umat muslim, namun juga semua umat beragama.
Anak Agung Gde Agung juga megemukakan ungkapan Bung Karno yang berbunyi, “Kalau Hindu, jangan jadi orang india. Kalau Musli jangan jadi orang Arab, kalau Kristen jangan jadi Yahudi. Jadilah manusia Nusantara.
Ia menyampaikan pernyataan tersebut saat menerima kunjungan DPD LDII Tabanan di kediamannya di Puri Ageng Mengwi, Badung.
Baca Juga: Kemenkumham Ungkap Belum Ada Warga Ukraina Laporkan Kesulitan Selama di Bali
Anggota Komite II DPD RI itu juga juga dikenal sebagai pemimpin yang bisa diterima semua umat beragama. Sikap Anak Agung Gde Agung yang bisa merangkul sesama, tetap melekat pada dirinya meskipun ia tidak lagi menjabat sebagai Bupati Badung.
Ia menceritakan kerap mengalami dilema saat menjadi pemimpin. Misalnya, Hari Raya Nyepi jatuh poada hari Jumat atau Minggu.
Seperti diketahui sebelumnya, pada hari Jumat umat muslim mengadakan ibadah Jumat di Masjid. Sedangkan hari Minggu umat Kristen mengadakan ibadah di Gereja.
Baca Juga: Kementerian Kelautan dan Perikanan Gandeng Komunitas Tunjukan Potensi Kekayaan Ikan Arwana
Padahal bila Catur Brata penyepian wajib ditaati oleh semua orang yang tinggal di Bali, tidak terkecuali bagi umat Muslim dan Kristen.
Ia pun memutuskan untuk melakukan dialog dengan tokoh-tokoh lintas agama untuk mencari solusi terbaik.
“Akhirnya, sata kumpulkan tokoh-tokoh muslim, ada juga unsur PHDI untuk mencari solusi. Kita sepakati. Semua bisa berjalan dengan beberapa ketentuan yang saling menghormati,” ungkapnya seperti dikutip bali.antaranews.com 28 Maret 2022.
Baca Juga: Unik, Warga Ubud Persembahkan Rambut untuk Upacara Karya Nebes Ida Ratu Sesuhunan
Sementara itu, Ketua LDII Tabanan, Maulana Sandijaya mengatakan apa yang disampaikan anggota DPD RI itu adalah suplemen dalam menjalankan visi misi organisasinya.
Maulana Sandijaya mengatakan LDII Tabanan telah melakukan dakwah yang menyejukan dan menjunjung tinggi kearifan lokal Bali.
Ia menambahkan LDII Tabanan memiliki program unik seperti LDII Mereresik, Ngejot seta Majenukan. Program ini menurutnya adalah langkah nyata LDII dalam menjaga keharmonisan sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama dan kemercayaan.
Baca Juga: Mengenal Megibung, Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Karangasem Bali
Ia juga mengaku akan terus memberikan pengarahan bagi anggotanya agar tidak menyampaikan dakwah provokatif dan bertentangan dengan local genius masyarakat Bali.***