RINGTIMES BALI – Di Bali, ada satu tradisi unik yang bisa memperkuat rasa persatuan nasional dan persaudaraan antar umat beragama. Tradisi itu bernama Ngejot.
Tradisi Ngejot merupakan tradisi berbagi yang dilakukan di Bali. Menurut I Gusti Sudiana selaku Rektor Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus (UHN IGB) Suriwa mengatakan tradisi ngejot biasa dilakukan masyarakat Bali dengan memberi makanan pada sesama yang menjadi bagian dari bentuk pertemanan dan persaudaraan.
Di kalangan umat muslim, menurut I Gusti Ngurah Sudiana disebut sebagai silaturahmi pada sesama.
Baca Juga: Stadion Dipta Siap Tampung 15 Ribu Penonton Liga 1 pada Laga Bali United vs Persik
Pertemuan Hindu-Islam di Bali diwujudkan dalam bentuk mengantarkan makanan kepada sanak saudara dan tetangga yang berbeda agama. Biasanya hal ini dilakukan saat hari besar keagamaan seperti Hari Besar Galungan atau Idul Fitri.
Tradisi Ngejot menurutnya sudah tumbuh berkembang seiring dengan keberagaman masyarakat Bali. Memberi makanan antar tetangga terdekat di setiap desa dan lingkungan merupakan bentuk persaudaraan, kerukunan, dan tolong menolong.
"Ngejot juga bisa diartikan sebagai ikatan persaudaraan. Dalam upacara Galungan misalnya, masyarakat saling memberi makanan. Ini sebagai bentuk rasa kekeluargaan, supaya upacara tersebut dirasakan oleh tetangga atau masyarakat sekitar," kata IGB Agung Suddhajinedra HS selaku cucu tokoh Bali seperti dikutip dari laman kemenag.go.id 27 Maret 2022.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Padusan, Cara Penyucian Diri Masyarakat Jawa Menjelang Ramadhan
Selain Ngejot, di Bali dikenal juga istilah Menyama Braya. Menyama Braya merupakan kekayaan utama dalam hidup, jalan untuk menggapai kebahagiaan dan keharmonisan hidup.