Kakao Produksi Desa Ekasari Jembrana Dilirik Investor Taiwan

28 September 2022, 18:29 WIB
Kakao produksi Desa Ekasari Jembrana dilirik investor asal Taiwan /Dok. Pemkab Jembrana

RINGTIMES BALI - Bupati Jembrana I Nengah Tamba mencanangkan Desa Ekasari, Kecamatan Melaya sebagai desa mandiri kakao.

Hal itu diungkap Tamba saat menerima kunjungan investor dari Taiwan. Mereka  membahas investasi di bidang kakao dan pengolahan sampah di Agrowisata Kakao Organik KTT Merta Abadi Desa Ekasari.

Menurut Tamba, Desa Ekasari sangat cocok dikategorikan desa mandiri dengan potensi unggulannya berupa komoditi kakao.

Baca Juga: Peringati 4 Tahun Kepemimpinan, Gubernur Koster Paparkan Pembangunan Infrastruktur di Bali

Tidak hanya produktivitas serta kualitas kakao yang tinggi, Desa Ekasari memiliki tektur tanah yang baik.

Selain itu juga memiliki curah hujan cukup yang mendukung tanaman kakao tumbuh dengan baik dan menghasilkan biji berkualitas.

Desa Ekasari juga memiliki kelembagaan berupa subak, perangkat desa yang mendukung pertanian, dan pemasaran kakao berkembang dengan baik.

Baca Juga: Pasar Hewan Beringkit Badung Dibuka Kembali 8 Oktober 2022

"Selain itu produksi kakao dihasilkan di Desa Ekasari selama ini sudah dikenal oleh buyer baik nasional maupun internasional, memiliki aroma yang khas yang selama ini ditanam dengan sistem tumpang sari,” kata Tamba.

Potensi tersebut diminta agar dijaga dan dikembangkan sebagai potensi unggulan desa mandiri kakao di Ekasari.

Bupati yang berasal dari Desa Kaliakah tersebut juga mengungkapkan dukungannya terhadap pengembangan industri kakao di Jembrana.

Baca Juga: Tabanan Akan Jadikan Taman Bung Karno Sebagai Ikon Wisata Lokal

Salah satu bentuk dukungannya yaitu mempersiapkan deklarasi menjadikan Desa Ekasari sebagai Desa Kakao atau Desa Cokelat.

Selama ini, warga Desa Ekasari telah mendapatkan keuntungan dari hasil perkebunan cokelat/kakao tersebut.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana sudah mempersiapkan bibit kakao untuk 250 hektare bagi petani Desa Ekasari di bulan ini.

Baca Juga: Buleleng Akan Miliki Wisata Selam KRI Ki Hajar Dewantara-364

Petani juga harus menyiapkan 2 ton biji kakao kering perbulannya untuk memenuhi permintaan pasar.

Kakao Jembrana tidak hanya dilirik investor asal Taiwan. Investor asal Prancis, Jepang, Italia, dan Jerman juga sempat datang ke Jembrana terkait hasil kakao yang diproduksi.

Investor yang hadir pada Selasa, 27 September 2022 kemarin, merupakan yang akademisi dari Taiwan, Prof. Tang yang juga Sekretaris Ekonomi Pemerintah Taiwan.

Baca Juga: Kejari Denpasar Musnahkan Barang Bukti Perkara, Antisipasi Penyalahgunaan Kembali

Profesor Tang ingin membantu Pemkab Jembrana dan petani Kakao agar dapat meningkatkan produktivitas hasil kakao. Sekaligus mampu membuat produk cokelat semakin berkualitas.

"Harapannya nilai ekspornya meningkat dan kedepannya Jembrana tidak lagi mengekspor biji kakao tapi sudah produk olahan jadi," ucap Mr. Tang.

Selain kakao, Mr. Tang juga tertarik membantu Jembrana dalam hal pengolahan sampah. Dia meninjau langsung pengolahan sampah di Jembrana di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh.

Baca Juga: BUMN Legal Summit 2022, JAMDATUN Minta BUMN Lakukan Penguatan Organisasi

Rencananya akan dibangun 3 komponen mesin untuk membantu pengolahan sampah di TPA Peh.

Mesin-mesin tersebut yaitu pembangkit listrik kecil tenaga sampah untuk sampah yang sudah tertumpuk lama, mesin pemrosesan sampah organik menjadi pupuk organik fertilizer, dan mesin pemrosesan sampah plastik menjadi minyak atausolar diesel.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler