4 Bahaya Stres Bagi Otak yang Sering Diabaikan, Bisa Memicu Stroke

7 Maret 2021, 20:45 WIB
Ilustrasi orang yang mengalami stres /Andrea Piacquadio

RINGTIMES BALI - Stres merupakan salah satu kondisi yang pernah dialami semua orang. Berbagai masalah kehidupan bisa jadi penyebabnya.

Akan tetapi, otak manusia tidak dibuat untuk menangani stres yang berkepanjangan.

Selanjutnya, stres jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis dan fisik bagi otak Anda. 

Baca Juga: 7 Pelajaran Hidup yang Dapat Diambil Usai Bebas dari 'Toxic Relationship'

Stres dapat merusak otak dengan dua cara. Pertama, menyerang dua area otak yang penting untuk kegiatan sehari-hari, yakni hipokampus dan lobus frontal.

Kedua, stres kronis akan menyerang sistem vaskular yang memberi makan otak.

Dilansir Ringtimes Bali dari thehealthy, terdapat beberapa masalah otak yang akan Anda alami saat stres kronis, diantaranya:

Baca Juga: 10 Makanan yang Membantu Menghilangkan Stres dan Depresi

1. Daya Ingat

Stres kronis dapat menyerang hipokampus yang memengaruhi daya ingat. Stres mempengaruhi neuron yang terhubung satu sama lain.

Di mana neuron sangat menentukan memori jangka pendek dan jangka panjang Anda.

Selain itu, stres akan mempersulit Anda untuk fokus, hingga sulit mempelajari dan mengingat hal-hal baru. Lebih parah lagi, Anda akan menjadi pelupa.

Seiring berjalannya waktu, stres kronis juga akan menyerang fungsi kognitif.

Diantaranya seperti perubahan dalam pembelajaran, memori, dan kesejahteraan emosional.

Perubahan otak ini juga berpotensi gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma.

Baca Juga: Simak 4 Kebiasaan Sederhana yang Dapat Menghilangkan Stres

2. Risiko Stroke

Stres kronis dapat meningkatkan risiko stroke, sebab stres yang turut menyerang pembuluh darah.

Penelitian menemukan bahwa faktor psikologis, termasuk stres dan depresi, dapat berisiko stroke atau Serangan Iskemik Sementara (TIA).

TIA adalah serangan stroke ringan atau penurunan aliran darah yang menyebabkan gejala mirip stroke yang berlangsung sementara.

Penelitian lain menyatakan stres dapat memengaruhi sistem vaskular, termasuk di otak.

Di mana hal ini tentu membahayakan kesehatan Anda, sebab sistem vaskular bertugas memberi asupan pada otak. 

Baca Juga: Simak 6 Manfaat Stres Bagi Tubuh yang Jarang Diketahui Orang

3. Risiko Depresi

Stres akut memiliki risiko depresi yang lebih tinggi.

Di mana kondisi diri yang tertekan dapat menyebabkan serangkaian perubahan psikologis dan fisiologis di otak yang meningkatkan risiko depresi.

Hal ini disebabkan karena stres yang menyerang amigdala, yakni bagian otak yang menangani emosi.

Selanjutnya, dapat meningkatkan kesedihan dan kemarahan, yang menjadi tanda awal depresi.

Baca Juga: Waspada 7 Makanan Terburuk Pemicu Stres dan Depresi, Salah Satunya Gorengan

4. Volume Otak

Stres dapat memberikan dampak buruk bagi otak. Salah satunya ialah menurunkan volume otak, di mana cenderung lebih kecil di beberapa bagian.

Penelitian menemukan bahwa mereka yang mengalami stres, memiliki volume materi abu-abu yang lebih rendah di bagian medial prefrontal cortex.

Di mana bagian ini menangani pengendalian diri dan emosi.

Hal ini dapat menjadi bom waktu, yakni otak akan sulit bangkit terhadap stres di masa depan. Sehingga menimbulkan depresi yang berkepanjangan.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: The Healthy

Tags

Terkini

Terpopuler