Kepala Perwakilan BKKBN Bali Harap Penanganan Stunting di Buleleng Bisa Ditingkatkan Lagi

- 2 Maret 2023, 21:00 WIB
Kepala Perwakilan BKKBN Bali berharap penanganan stunting di Buleleng bisa ditingkatkan lagi.
Kepala Perwakilan BKKBN Bali berharap penanganan stunting di Buleleng bisa ditingkatkan lagi. /Bulelengkab.go.id

RINGTIMES BALI - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali meminta penangan stunting di Kabupaten Buleleng ditingkatkan lagi. Prevalensi stunting di Kabupaten Buleleng pada 2022 menyentuh pada angka 11 persen.

Dilansir dari laman resmi Bulelengkab.go.id, Kamis, 2 Maret 2023, hal tersebut membuat Kepala Perwakilan BKKBN melakukan evaluasi bersama kepada seluruh lintas sektor terkait untuk segera melakukan identifikasi faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan ini. 

"Konvergensi percepatan penurunan stunting harus lebih ditingkatkan oleh seluruh lintas sektor dan mitra kerja terkait," kata Kepala Perwakilan BKKBN Bali Ni Luh Gede Sukardiasih saat membuka Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Buleleng.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Polres Badung Maret 2023, Jangan Lupa Lengkapi Persyaratannya

Acara tersebut turut dihadiri oleh Satgas Stunting Provinsi dan Kabupaten Buleleng bertempat di Gedung Turism Information Center (ITC) Pantai Penimbangan Singaraja, Kamis, 2 Maret 2023. 

Kepala Perwakilan BKKBN mengatakan penurunan stunting menitik beratkan pada penanganan penyebab masalah gizi.

Yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan, khususnya akses terhadap pangan bergizi, lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak, akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan, serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi.

Baca Juga: Bupati Sedana Arta Lantik dan Terima SK 94 PNS di Lingkungan Pemkab Bangli

Penjelasan tentang Stunting. 

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Dalam hal tersebut Kepala Perwakilan BKKBN berkomitmen tidak akan pernah surut untuk mengajak partisipasi masyarakat untuk senantiasa bekerja keras dan tuntas dalam mengawal percepatan penurunan stunting.

"Langkah-langkah percepatan penurunan stunting harus dilakukan dengan cara yang lebih extraordinary dengan sinergitas, integrasi dan akselerasi serta komitmen pemangku kebijakan dan mitra kerja dalam penanganannya," katanya.

Baca Juga: Kriminalitas Libatkan WNA Meningkat, Wakapolda Ikuti Rapat Koordinasi Situasi Keamanan Bali

Ketua Tim Percepatan Stunting Kabupaten Buleleng yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Nyoman Suyasa mengatakan pravelensi stunting di Buleleng masih menjadi masalah.

Terutama pada disparitas ditingkat desa, sehingga penanganannya lebih fokus melalui pendekatan keluarga dengan menyasar remaja, calon pengantin, ibu hamil dan menyusui termasuk balita.

"Untuk itu, melalui kegiatan forum koordinasi percepatan penurunan stunting ini sangat penting dilaksanakan dalam meningkatkan pemahaman dan penyamaan persepsi serta gerak langkah tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Buleleng," tegasnya.

Baca Juga: Kepala Desa Negari Pastikan Tindak Lanjuti Arahan Bupati Klungkung Terkait DTKS Anak Almarhum Supini

Dalam kegiatan tersebut Sekdis Suyasa berharap dari kegiatan ini diminta untuk seluruh yang hadir pada kegiatan ini bersinergi dan bersama-sama melakukan kegiatan intervensi.

Dengan menyusun program dan kegiatan serta ketersediaan anggaran yang dimiliki dalam upaya percepatan penurunan stunting di masing-masing instansi.***

Cek berita Seputar Bali lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah