Hasil Panen Meningkat, Petani Buah Naga di Gianyar Manfaatkan Sinar Lampu Listrik

- 2 Maret 2023, 17:10 WIB
Hasil panen meningkat, petani buah naga di Gianyar manfaatkan sinar lampu listrik.
Hasil panen meningkat, petani buah naga di Gianyar manfaatkan sinar lampu listrik. /ANTARA/HO-Gede Wahyu

RINGTIMES BALI - Petani buah naga di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar, Bali, mengaku hasil panen buah naga meningkat. Hal ini karena petani Gianyar menerapkan metode penyinaran lampu listrik, untuk pertumbuhan dan peningkatan hasil panen buah naga.

Pemanfaatan sinar dari lampu listrik ini, disebut mampu meningkatkan jumlah panen dari yang sebelumnya tidak tiap bulan panen, menjadi panen setiap bulannya. Hal ini diketahui dari seorang petani buah naga di Kabupaten Gianyar.

“Semenjak kami memakai penyinaran lampu listrik, setiap bulan bisa panen buah naga, sebelumnya tidak tiap bulan bisa panen,” kata seorang petani buah naga Gede Wahyu, dikutip dari Antara, Kamis, 2 Maret 2023.

Baca Juga: Kisruh Kunjungan Kerja DPRD Buleleng ke Bangli Hanya Salah Paham

Gede wahyu menerangkan bahwa terdapat siklus musim panen buah naga yaitu setiap bulan Januari, Februari, Maret, April, September, Oktober, November, dan Desember. Sedangkan bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus pohon buah naga tidak berbuah karena kurangnya intensitas sinar matahari.

“Buah naga ada musimnya, bulan yang ada ‘R’ nya dia berbuah, bulan yang tidak ada ‘R’ nya dia tidak berbuah. Jadi saya memasang lampu untuk mencukupi sinarnya, sehingga bisa panen setiap bulan dan dijual dengan harga yang tinggi,” ujar Gede Wahyu.

Ia juga mengatakan ada peningkatan hasil panen hingga 100 persen setelah menggunakan metode sinar lampu listrik, di musim yang tidak seharusnya panen. Selain penyinaran, ia juga menunjang pertumbuhan buah naga dengan penggunaan pupuk organik buatan sendiri.

Baca Juga: Hindari Narkoba, Bupati Suwirta Minta Guru Kuatkan Pendidikan Karakter Siswa

“Bahan baku pokoknya dari kotoran kambing, daun layu, rumput, dan sabut kelapa sebagai sumber kalium. Semua bahan itu dicacah menjadi kecil dan dilakukan fermentasi selama dua minggu, kalau buat sendiri biaya produksinya kan rendah, jadi keuntungan bisa tinggi,” ucap Gede Wahyu.

Halaman:

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Sumber: Antara Bali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x