Pesawat Amfibi Akan Mendarat Untuk Pertama Kali di Danau Toba

- 25 Februari 2023, 18:58 WIB
ilustrasi pesawat amfibi Mendarat Untuk Pertama Kali di Danau Toba
ilustrasi pesawat amfibi Mendarat Untuk Pertama Kali di Danau Toba /instagram/@interrysta/

RINGTIMES BALI - Bapak Junaidi, Direktur Angkutan Sungai, Laut dan Penyeberangan Kementerian Perhubungan mengatakan, pesawat amfibi akan pertama kali mendarat di Danau Toba, tepat di arena F1 World Motorboat Championship (F1H20) di kawasan pelabuhan Muliaraja Napitupulu. Sabtu ini di Balige. 

Peristiwa ini menandai momen sejarah penting karena merupakan kali pertama pesawat terbang laut atau seaplane mendarat di Danau Toba.

Selain itu, mendaratnya seaplane di Pelabuhan Muliaraja Napitupulu, Balige juga menunjukkan dukungan bagi industri pariwisata di daerah tersebut, terutama dengan keberadaan arena Kejuaraan Dunia F1 Powerboat yang menjadi tujuan wisata utama. 

Baca Juga: Tambah Daya Tarik Wisata, Pantai Kuta Sediakan Skatepark hingga Playground

Dengan adanya seaplane, akan membuka aksesibilitas yang lebih baik dan memudahkan para wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut. 

"Ini merupakan pertama kali seaplane mendarat di danau. Nantinya akan dua kali melakukan takeoff dan landing masing-masing hari ini menyesuaikan acara dan Minggu (26/2)," kata Junaidi di Balige, Sabtu. 

Pesawat amfibi tersebut dibawa dari Banyuwangi, Jawa Tengah dan terbang dari Bandara Sibisa, Ajibata, Toba menuju lokasi kompetisi F1H20. 

Baca Juga: Biaya Bahan Bakar Tinggi, KEPCO Mengalami Kerugian Operasional

Direktur Akademi Penerbang Banyuwangi Daniel Dewantoro Rumani mengatakan, pesawat di Danau Toba itu khusus untuk uji coba pesawat Cessna 172 yang mampu mengangkut empat penumpang. 

Eksperimen Danau Toba, lanjut Daniel, akan diakui oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai operasi pesawat amfibi pertama di danau tersebut dan bandara pertama di danau tersebut. 

"Jadi kami ada empat rekor Muri dalam dua piagam. Sebelumnya ada sekolah pertama yang mengoperasikan seaplane di Asia Tenggara dan mengoperasikan bandara perairan di Banyuwangi," ujar Daniel kepada ANTARA.  

Baca Juga: Sekretaris Jadi Tersangka, KPU Badung Rekomendasi Pelaksana Tugas

Daniel mengungkapkan Danau Toba memiliki potensi sebagai tempat pembuatan bandara perairan karena memenuhi beberapa kriteria penting. 

"Kami sudah bekerja sama juga Badan Pelaksana Otorita Danau Toba. Kriteria untuk bandara perairan itu dilihat dari ketinggian ombak, arus bawah, ketinggian air dari dasar atau kedalaman, dan melihat obstacle. Kami mencari tempat yang flat agar tidak terhalang," kata Daniel. 

Dalam mempertimbangkan pembangunan bandara perairan di Danau Toba, seluruh aspek perlu diperhatikan termasuk kondisi cuaca, termasuk angin. 

Baca Juga: Lakukan Test Motor, Bupati Bangli Resmikan Sirkuit Dragrace Desa Landih

"Semua aspek termasuk angin dalam satu terakhir kami amati termasuk tekanan udara, suhu dan lainnya kami telah pelajari itu,” ujarnya menambahkan. 

Faktor cuaca seperti kecepatan dan arah angin dapat mempengaruhi pendaratan dan lepas landas pesawat, sehingga sangat penting untuk memperhatikan kondisi cuaca saat membangun bandara perairan. 

Jika uji coba berjalan dengan sukses, dan jika perizinan dan persyaratan lainnya telah dipenuhi, maka pada pertengahan tahun 2023, pesawat terbang air jenis Cessna 206 atau 208 yang dapat menampung 10 penumpang dapat mulai beroperasi di Danau Toba. 

Baca Juga: Bali Berhasil Raih Peringkat ke 2 dari 10 Destinasi Terpopuler Dunia, Kalahkan London dan Paris

"Rencana pertengahan tahun kami mengoperasikan dan memulai dengan satu pesawat," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Heri Sudarmaji, telah menyatakan bahwa setelah uji coba seaplane di Danau Toba, akan ada program-program lainnya yang akan dilakukan. 

"Nantinya, ke depan kami bisa memfasilitasi untuk pelatihan pilot sipil dan untuk wisata. Para wisatawan dari Bandara Kualanamu bisa langsung naik sea plane menuju Danau Toba hanya dengan sekitar 45 menit," kata Heri. 

Baca Juga: Sunada Minta Masyarakat Bali Tak Perlu Khawatir Masalah Stok Beras

Pengembangan sektor penerbangan di Indonesia penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di negara ini, serta meningkatkan konektivitas antarwilayah di Indonesia.*** 

Cek berita Internasional lainnya di Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.***

 

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x