Hal tersebut karena ia meyakini segala kebijakan yang dikeluarkan negara, tidak akan pernah menyengsarakan rakyat.
"Kami yakin kebijakan ini telah dipikirkan secara matang untuk kestabilan negara dan perlu masyarakat ketahui juga disaat ekonomi negara lain porak poranda dibidang ekonomi, Indonesia justru stabil dan mampu membayar hutang luar negerinya, bahkan di negara adikuasa sekelas Amerika harga BBM naik dan inflasi meroket tinggi, tetapi Indonesia astungkara masih stabil," tutur Jik Gampar sapaan akrabnya.
Baca Juga: DIN G20 Resmi Dibuka, Libatkan 400 Partisipan dari Start Up hingga Venture Capital
Menanggapi hal tersebut, Indrayani dari Aliansi Masyarakat Peduli-Bali menekankan saat ini yang menjadi tugas kita bersama adalah menjaga kondusifitas keamanan dari upaya pihak-pihak tertentu yang ingin menggoyang stabilitas negara, dengan cara memainkan isu 'penyesuaian harga BBM' yang dipelintir menjadi 'kenaikan harga BBM' dan berhasil membuat kegaduhan sosial.
"Padahal kenyataanya beberapa harga BBM malah turun dan isu-isu liar seperti ini perlu kita waspadai bersama," jelas mahasiswi semester 7 Fakultas Hukum, Universitas Mahasaraswati tersebut.
Indrayani menghimbau agar pemerintah perlu mengantisipasi hal tersebut dengan cara melakukan sosialisasi di kampus-kampus dan media sosial sehingga hoax atau fitnah tidak dijadikan instrumen politik oleh pihak tertentu yang merugikan masyarakat luas.
Baca Juga: Bupati Gede Dana Ajak ASN Pemkab Karangasem Mulai Pakai Sepeda Saat Pergi dan Pulang Kantor
"Apalagi lagi menjelang G20, dimana para pemimpin dunia mempercayakan Indonesia sebagai tuan rumah, kita perlu menjaga baik kepercayaan tersebut, guna menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya.
Menanggapi narasi tersebut seorang peserta diskusi Jefri Mane menilai kebijakan kenaikan harga BBM jika terlalu tinggi bisa merugikan dan mengorbankan ekonomi rakyat
"Terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM)," ungkapnya.