Disbud Buleleng dan DRPM UI Gelar FGD Guna Tingkatkan Pemahaman Pengelolaan Museum Bagi Disabilitas

- 24 Agustus 2022, 18:10 WIB
Disbud Buleleng dan DRPM UI gelar FGD guna tingkatkan pemahaman pengelolaan museum bagi disabilitas, Rabu, 24 Agustus 2022
Disbud Buleleng dan DRPM UI gelar FGD guna tingkatkan pemahaman pengelolaan museum bagi disabilitas, Rabu, 24 Agustus 2022 /Dok. Pemerintah Kabupaten Buleleng

RINGTIMES BALI - Pemkab Buleleng melalui Dinas Kebudayaan, diinisiasi  Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Universitas Indonesia (UI) melakukan Forum Discussion Group (FGD).

FGD dilakukan bersama pengelola museum, SLBN 1 Singaraja, dan sejumlah media di ruang rapat Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng pada Rabu, 24 Agustus 2022.

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berkebutuhan khusus yang berkunjung ke museum-museum yang ada di Buleleng seperti Museum Lontar Gedong Kirtya, Museum Buleleng, dan Museum Soenda Ketjil.

Baca Juga: Kapolri: Jaksa Agung Kirim 30 Orang Teliti Berkas 4 Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir J

Dalam kesempatan itu, Kadis Kebudayaan Nyoman Wisandika menjelaskan, program  layanan kepada pengunjung museum adalah menyenangkan bagi semua kalangan.

Atas inisiasi DRPM Universitas Indonesia, 3 museum di Buleleng dijadikan pilot project dalam peningkatan layanan kepada kaum disabilitas.

"Hari ini dilakukan FGD bersama pengelola 3 museum di Buleleng bersama pihak SLB N 1 Singaraja yang dimotori DRPM UI terkait desain dan inklusi untuk pengunjung dengan disabilitas,” ucapnya.

Baca Juga: OJK dan TPAKD Bangli Kerja Sama Percepat Akses Keuangan Masyarakat dengan Nabung Sampah

Pada September hingga November 2022 ini, akan diadakan pelatihan peningkatan pemahaman pengelolaan museum.

Sementara itu, Ketua Tim DRPM UI Revine Rafa Kusuma dalam diskusinya mengatakan FGD bertujuan untuk mengumpulkan permasalahan, kendala yang dihadapi serta sarana, dan prasarana pengelola museum kepada penyandang disabilitas di Buleleng.

Ia mengatakan, pihaknya akan merangkum lebih dulu dalam FGD, mengobservasi ke lapangan, dan melakukan pelatihan kepada pengelola museum secara daring hingga November mendatang.

Baca Juga: Bupati Suwirta Ajak Anak Muda Promosikan Wisata Klungkung di Media Sosial

"Karena sesuai definisi Icom Museum 2022 inklusi dan aksesiblitas harus memadai bagi semua kalangan,” ucapnya.

Ia menambahkan, inklusi dan aksesibilitas terdiri dari fasilitas museum, tata pamer, dan media informasi koleksi, program edukasi dan program publik museum serta representasi dalam koleksi dan tata pamer museum.

Ia menjelaskan, output dari pengabdian pihaknya yaitu rekomendasi kepada institusi terkait berupa buku untuk ditindak lanjuti hal-hal yang perlu ditingkatkan, baik sisi konten, media, sarana dan prasarana, sehingga inklusi dan aksesibilitas pengunjung dapat terpenuhi.

Baca Juga: Bupati Buleleng Ajak Warga Berkebun Akibat Inflasi yang Mempengaruhi Bahan Pangan

Berdasarkan diskusi tersebut, Kepala Sekolah SLBN 1 Singaraja Made Winarsa menyampaikan terhadap anak didiknya yang berkebutuhan khusus, agar dalam pelayanan di museum ada media khusus audio visual dan bahasa isyarat.

Kemudian akses yang khusus bagi pengunjung, serta penerangan yang memadai, sehingga kenyaman, ketenangan dan dapat memberikan rasa senang bagi anak didiknya maupun pengunjung umum yang disabilitas.***

 

 

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah