Ledakan Kompor Upacara Ngaben Massal di Blahbatuh, 6 Orang Alami Luka Parah

- 21 Agustus 2022, 08:40 WIB
Ruang ICU Unit Luka Bakar RSUP Prof. Ngoerah, Denpasar.
Ruang ICU Unit Luka Bakar RSUP Prof. Ngoerah, Denpasar. /ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari

RINGTIMES BALI – Kejadian ledakan kompor pembakaran jenazah saat upacara ngaben massal di Blahbatuh, Gianyar menyebabkan sembilang orang luka-luka.

Sebanyak enam dari sembilan korban tersebut diketahui dalam kondisi luka parah akibat terkena ledakan kompor saat ngaben massal di Desa Selat, Blahbatuh, Jumat, 19 Agustus 2022 malam.

Enam korban yang mengalami luka parah itu kini ditangani RSUP Prof Ngoerah, Denpasar.

Baca Juga: Ledakan Kompor Upacara Ngaben Massal di Blahbatuh, Sembilan Orang Alami Luka-luka

"Dari sana (RS Sanjiwani) ada enam, cuma katanya korbannya sembilan, saya berterima kasih ke RS Sanjiwani sudah memberikan penanganan awal cukup baik," ujar dokter RSUP Prof Ngoerah, Dr. dr. Agus Roy Rusly Hariantana Hamid, dikutip dari Antara Bali, Minggu, 21 Agustus 2022.

la juga menerangkan bahwa saat ini kondisi pasien korban ledakan kompor tergolong berat, sehingga pihak rumah sakit berupaya menstabilkan kondisi pasien terlebih dahulu.

"Untuk yang di ruang isolasi cukup berat, dua korban cukup berat karena ruas luka bakarnya lebih dari 90 persen,” kata dr. Agus Roy.

Baca Juga: Penemuan Bayi Laki-Laki di Depan Asrama Wisma Harapan, Dalung, Kuta Utara

Jadi saat ini kondisi pasien diketahui masih belum stabil, sehingga dirinya belum bisa menjanjikan hal apapun untuk kedepannya.

Saat ini dua orang pasien dengan kondisi luka bakar terberat adalah Bagus Oskar berusia 33 tahun dimana mengalami ruas luka bakarnya yaitu 98 persen, dan IKGP anak berusia 14 tahun mengalami ruas luka bakar  94 persen.

Sementara empat pasien lainnya yaitu Adi Wiranata (32), Made Budiarta (49), Kadek Dwi (30), dan IGNP (11) dengan ruas luka bakar pada tubuhnya di bawah 80 persen.

Baca Juga: Akibat Kena Percikan Api dari Tempat Ngaben Massal, 2 Sanggah di Campuhan, Ubud Terbakar

"Tapi ini perlu perawatan lama sampai tiga bulan di sini kalau memang dia bertahan ya,” kata dr. Agus Roy.

Pihak tim unit luka bakar dikatakan akan melakukan yang seluruh upaya terbaik.

Pihaknya juga diketahui sudah melakukan pembersihan luka eskarotomi, dengan membuka jaringan mati yang menjerat dada, tangan dan kaki untuk bisa bernapas dengan baik dalam fase akut ini.

Saat dalam proses menstabilkan kondisi keenam pasien ini juga belum dapat dipastikan pihak rumah sakit.

Baca Juga: LPSK Akan Lakukan Koordinasi dengan Kejaksaan Usai Berkas 4 Tersangka Kasus Kematian Brigadir J Dilimpahkan

Hal tersebut lantaran dengan kondisi saat ini, bantuan mesin pun disebut Dr Roy masih belum dapat menjamin.

Ia mengatakan, usia juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi. Usia dewasa dan muda dikatakan biasanya cukup stabil untuk kasus luka bakar.

Dokter luka bakar di RSUP Prof Ngoerah itu juga mengatakan, saat ini sebanyak empat pasien sudah sadarkan diri. Sedangkan dua lainnya mendapat suntikan bius.

Istri dari Bagus Oskar, Ayu Tri, mengaku suaminya sebelumnya sempat sadarkan diri. Ia juga menuturkan hingga saat ini dirinya masih belum mengetahui penyebab dari ledakan kompor pembakaran jenazah tersebut.

Baca Juga: Buang Sampah Sembarangan, Seorang Warga di Ungasan, Kuta Selatan Didenda Rp1,5 Juta

Ayu Tri sempat menceritakan kejadian singkat dimana posisi suaminya itu dikatakan sudah selesai akan mematikan kompor, karena sebagian sudah selesai, tetapi ketika suaminya sedang memegang selang tiba-tiba kompor meledak.

Ia mengaku belum tahu kejadian lebih rinci karena tidak ada di lokasi saat kejadian berlangsung.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Sumber: Antara Bali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x