Menjelang Hari Galungan, Harga Bawang Merah Naik, Petani di Kintamani Bali Mulai Optimis

- 1 Juni 2022, 15:53 WIB
Harga bawang merah naik menjelang hari Galungan
Harga bawang merah naik menjelang hari Galungan /Jero Kadek Wahyu Baratha/Ringtimes Bali

RINGTIMES BALI - Naiknya harga komoditas bawang merah menjelang hari Galungan membuat para petani di Kintamani Bali mulai menjadi optimis.

Diakui oleh sejumlah petani bawang merah di Kintamani Bali, menjelang hari Galungan, harga bawang merah mulai dipantau naik pada beberapa pekan terakhir.

Beberapa petani di Kintamani Bali yang sudah selesai memanen bawang merah, mulai sibuk membersihkan dan menyortir bawang merah dengan kualitas baik untuk segera dijual ke pasar sebelum hari Galungan.

Baca Juga: Instruktur Surfing di Bali Jadi Pengedar Ganja Berkedok Penenang Saat Berselancar

Ada juga petani bawang merah yang masih menunggu waktu panen dan berusaha untuk tetap optimis mendapatkan hasil panen yang baik dengan harga pasar tinggi.

Salah seorang petani bawang merah di Kintamani Bali, Nyoman Ariani, menjelaskan kenaikan harga bawang merah pada minggu ini, sudah mencapai harga Rp35.000 perkilonya.

Padahal di minggu sebelumnya harga bawang merah sempat dilaporkan mencapai harga Rp24.000 perkilonya.

Kenaikan harga bawang merah kali ini diperkirakan dipicu oleh kebutuhan di pasar yang semakin meningkat.

Baca Juga: Keluarga di Singaraja Jadi Komplotan Pengedar Sabu Selama 3 Tahun

Setelah sebelumnya lebaran, kini menjelang hari raya bagi umat Hindu di Bali yaitu Galungan yang akan berlangsung pada tanggal 8 Juni 2022, kebutuhan rumah tangga masih tetap meningkat.

“Bisa dibilang sekarang waktu panen yang tepat untuk kami, sehingga petani bawang di sini menjadi lebih optimis untuk menanam bawang merah lagi untuk bulan ini,” kata Nyoman Ariani kepada tim Ringtimes Bali.

Terjadinya kenaikan harga bawang merah di pasaran juga diduga karena kurangnya jumlah pasokan yang datang.

Baca Juga: Perempuan Bali Jadi Korban Penganiayaan Lantaran Setuju Diajak Putus Sang Kekasih

Sejumlah petani di Kintamani Bali beranggapan hal ini diakibatkan kondisi cuaca ekstrim dan tidak menentu, sehingga mempengaruhi hasil panen bawang merah di beberapa wilayah di Bali.

Karena pengaruh cuaca buruk, maka terjadi penurunan produksi oleh para petani.

Hal itu mengakibatkan kurangnya jumlah pasokan, terutama bawang merah sebagai salah satu bumbu dapur yang paling banyak dicari oleh masyarakat di pasar.

Walaupun demikian, para petani bawang merah di Kintamani Bali tetap optimis dapat memproduksi bawang merah susuai kebutuhan pasar.

Baca Juga: Geger Penemuan Korban Gantung Diri di Taman Bali Festival Padang Galak

Para petani di Kintamani Bali harus lebih ekstra dalam pemiliharaan tanaman bawang merah dan secara optimal menggunakan kualitas bibit yang bagus.

Sesuai pengalaman dari sejumlah petani bawang merah yang sudah beberapa kali panen, hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap hasil panen, juga secara tidak langsung akan mempengaruhi harga jual di pasar nantinya.***

Editor: Suci Annisa Caroline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x