Rayakan Ulang Tahun ke-23, Frontier Bali Diskusikan Pembangunan Terminal LNG, Mangrove Tahura Ngurah Rai

15 Februari 2023, 17:38 WIB
Frontier Bali diskusikan pembangunan Terminal LNG. /I Made Bayu Tjahyaputra/Ringtimes Bali

RINGTIMES BALI - Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier) Bali mengadakan acara Berdiskusi Sambil Kongkow-kongkow (Berdisko) yang ke- 9.

Acara yang digelar pada hari Selasa, 14 Februari tersebut mengambil tajuk “Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai di Barter Seharga 20 persen Saham Kosong?”.

Tepat di hari kasih sayang, Berdisko yang ke-9 kali ini menggandeng pembicara sosiolog dan juga pegiat Sanglah Institut yakni Gede Kamajaya, serta Ketua Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup (Kekal) Bali I Wayan Adi Sumiarta, yang dilaksanakan di Kubu Kopi Jalan Hayam Wuruk, Denpasar.

Baca Juga: Pejabatnya Ditetapkan Tersangka, Ketua KPU Badung Enggan Berkomentar

Kamajaya dalam diskusinya mengatakan bahwa ada sesuatu yang belum jelas secara jernih terkait rencana proyek Terminal Liquified Natural Gas (LNG) di kawasan mangrove dan pesisir Sanur yang menyebabkan penolakan publik.

Ia mengakui selama melihat di berbagai media bahwa pernyataan rencana pembangunan proyek LNG terus berubah-ubah, yang awalnya di mangrove kemudian menjadi hanya pemipaan saja.

“Wajar kemudian teman-teman LSM dan masyarakat mendapat informasi tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga: Belanja Produk Seperti di Mall, Pameran IKM Bali Bangkit 2023 Kembangkan Sistem Pembayaran dengan Kasir

Di lain kesempatan, Sumiarta selanjutnya menjelaskan jika dengan adanya kepemilikan saham yang diungkapkan dalam persidangan bahwa 20 persen saham dimiliki Perusda Bali, dan didominasi swasta yakni PT. Padma sebesar 80 persen.

Jika dilihat dari hukum, perusahaan Perusda tidak memiliki kewenangan untuk menentukan kebijakan karena bukan pemilik saham mayoritas.

Sumiarta menduga bahwa 20 persen saham ini merupakan kompensasi sebagai penyediaan lahan untuk proyek Terminal LNG dan kebijakan perubahan blok, yang awalnya blok perlindungan menjadi blok khusus, sehingga Terminal LNG lolos dibangun di Tahura Ngurah Rai.

Baca Juga: Menarik Perhatian Wisatawan, Dekranasda Bali Tampilkan Fashion Show di Pameran IKM Bali Bangkit 2023

Perusda sebagai pemilik saham minoritas berupa saham kosong (hutang) dan dikembalikan lewat dividen nantinya.

Ketika PT Dewata Energi Bersih (DEB) sudah beroperasi dan dalam perjalanannya terjadi kerugian, hal tersebut dapat menimbulkan delusi saham dan nantinya saham akan dimiliki sepenuhnya oleh pihak swasta, karena nilai saham yang dimiliki Perusda terus dipotong untuk menutupi kerugian.

Kemudian Sumiarta menduga bahwa hal ini merupakan upaya praktik-praktik untuk memprivatisasi lahan mangrove Tahura Ngurah Rai.

Baca Juga: Ajak Hidup Sehat, Kodim Klungkung Dampingi Pelaksanaan Senam Sehat Lansia

“Selain itu adanya praktik-praktik seperti ini, jika dibiarkan kedepannya akan menjadi preseden yang buruk, jika terus dibiarkan maka usaha seperti ini akan terus dimanfaatkan swasta untuk merebut lahan publik,” ucap Sumiarta.

Usai acara diskusi, acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi, lalu potong tumpeng untuk merayakan ulang tahun Frontier Bali ke-23.***

Cek berita Seputar Bali lainnya di Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.***

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler