Kepala Dinkes Bali Anjurkan Pararem di Masing-masing Desa Adat Terkait DBD

10 Februari 2023, 09:41 WIB
Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom menganjurkan pembuatan pararem di masing-masing desa adat terkait DBD. /Ringtimes Bali/Ni Made Ari Rismaya Dewi

RINGTIMES BALI - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom menganjurkan pembuatan pararem atau aturan adat di masing-masing desa adat terkait dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dinkes Bali menilai hal ini dilakukan agar gerakan 3M untuk memberantas DBD tak hanya digaung-gaungkan saja kepada masyarakat di desa adat.

“Selama ini 3M ini gaung-gaung saja, tapi tidak dilakukan. Jadi kami anjurkan di kabupaten/kota untuk membuat pararem,” ujarnya pada Kamis, 9 Februari 2023.

Baca Juga: Tim Penyelamat Turki Berhasil Selamatkan Gadis 16 Tahun dari Reruntuhan Gedung Pasca Gempa

Menurutnya, masyarakat di desa adat taat terhadap aturan adat. Terlebih terjadi peningkatan kasus DBD pada bulan Januari 2023, jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Disebutkan kasus di Januari 2021 berjumlah 300-an kasus, Januari 2022 sekitar 500-an kasus, dan Januari 2023 melonjak di 781 kasus dengan 2 kasus meninggal dunia.

Sebaran kasus DBD di Bali pada Januari 2023 antara lain Kabupaten Buleleng 100 kasus, Jembrana 70 kasus, Tabanan 65 kasus, Badung 89 kasus, Denpasar 296 kasus, Gianyar 26 kasus, Bangli 17 kasus, Klungkung 95 kasus, dan Karangasem 23 kasus.

Baca Juga: Presiden Erdogan Akan Bangun Kembali 10 Provinsi Pasca Gempa dalam Setahun

“Alasan peningkatan kasus DBD karena musim hujan. Kemudian ada reda satu atau dua hari, itulah puncak kembangnya nyamuk, karena ada lembab dan genangan air,” jelasnya.

Ditambah lagi dengan gerakan 3M ataupun Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang masih belum efektif. Sehingga pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap pencegahan DBD.

Upaya lain yang dilakukan yakni dengan teknologi wolbachia yang akan mulai diterapkan di Bali, salah satunya di Denpasar sebagai percontohan.

Baca Juga: Bantuan PBB untuk Korban Gempa di Turki dan Suriah Dikritik oleh Kelompok HAM

“Penyebaran nyamuk wolbachia yang akan berinteraksi dengan nyamuk Aedes Aegypti dan tidak akan lagi mengandung virus DBD. Kita juga akan mengembangkan teknologi ini melalui kerja sama dengan BMKG,” kata Anom.

Kerja sama dengan BMKG dilakukan dengan teknologi deteksi dini daerah yang akan timbul DBD yang dibagi dalam kategori warna merah, kuning, dan hijau.

Sebulan menjelang musim hujan, Dinkes akan melakukan fogging di daerah yang zona merah, mengefektifkan 3M dan fogging di zona kuning atau muncul telur nyamuk yang akan menetas, dan menggencarkan 3M di zona hijau atau zona nyamuk mulai bertelur.

Baca Juga: Update Fakta Seorang Ibu Tega Bakar Bayinya yang Baru Lahir Hingga Tewas di Madiun, Jawa Timur

“Kalau bisa kita buat dulu pararem DBD agar semuanya sadar tentang penyakit ini, ini dibutuhkan peran serta masyarakat. Sanksi nanti diserahkan kepada masing-masing desa,” tutupnya.***

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Tags

Terkini

Terpopuler