Pemerintah Dinilai Tepat Lakukan Penyesuaian Harga BBM Subsidi, Pemerhati Sosial: Menjaga Kestabilan Negara

3 September 2022, 21:10 WIB
Meningkatnya harga BBM subsidi, dinilai langkah tepat dari pemerintah untuk menjaga stabilitas keuangan negara di tengah krisis global /Dok. Aliansi masyarakat peduli Bali/

RINGTIMES BALI - Rencana pemerintah untuk menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bentuk respon terhadap subsidi energi yang selama ini terus memberatkan anggaran negara dinilai sudah tepat.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Pemerhati Sosial Ida Ayu Made Gayatri.

"Dampak dari pandemi Covid-19 lalu serta perang Ukraina dan Rusia menyebabkan krisis global yang mempengaruhi kenaikan harga minyak mentah dunia diluar negeri, hal ini menjadi alasan mengapa pemerintah perlu menyesuaikan harga BBM," ujar Dayu Gayatri dalam acara diskusi 'Kebijakan Pemerintah Tentang Penyesuaian Harga BBM, Apa Urgensinya?', 3 September 2022.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Kapolsek Mengwi Lakukan Antisipasi Para Penimbun Ditindak Tegas

Krisis global yang kini terjadi menyebabkan naiknya harga minyak mentah ICP sebesar USD 105 per barrel selama periode Januari hingga Juli 2022.

Hal ini diluar kesanggupan APBN pemerintah yang mematok harga USD 100 per barrel, dan jika penyesuaian ini tidak dilakukan praktis akan menggoncang kestabilan keuangan negara.

"Kestabilan negara sangat penting dalam menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara, kita beruntung memiliki kabinet yang bekerja keras sehingga sampai saat ini Indonesia relatif secara moneter masih aman dalam menghadapi krisis global tersebut," katanya.

Baca Juga: Pemkot Denpasar Luncurkan Mesin ADM Permudah Layanan Masyarakat

Ketua Patriot Garuda Nusantara (PGN) Cakra Taksu Bali I Gusti Ngurah Arya Gamparich mengatakan akan selalu mendukung program-program pemerintah.

Hal tersebut karena ia meyakini segala kebijakan yang dikeluarkan negara, tidak akan pernah menyengsarakan rakyat.

"Kami yakin kebijakan ini telah dipikirkan secara matang untuk kestabilan negara dan perlu masyarakat ketahui juga disaat ekonomi negara lain porak poranda dibidang ekonomi, Indonesia justru stabil dan mampu membayar hutang luar negerinya, bahkan di negara adikuasa sekelas Amerika harga BBM naik dan inflasi meroket tinggi, tetapi Indonesia astungkara masih stabil," tutur Jik Gampar sapaan akrabnya.

Baca Juga: DIN G20 Resmi Dibuka, Libatkan 400 Partisipan dari Start Up hingga Venture Capital

Menanggapi hal tersebut, Indrayani dari Aliansi Masyarakat Peduli-Bali menekankan saat ini yang menjadi tugas kita bersama adalah menjaga kondusifitas keamanan dari upaya pihak-pihak tertentu yang ingin menggoyang stabilitas negara, dengan cara memainkan isu 'penyesuaian harga BBM' yang dipelintir menjadi 'kenaikan harga BBM' dan berhasil membuat kegaduhan sosial.

"Padahal kenyataanya beberapa harga BBM malah turun dan isu-isu liar seperti ini perlu kita waspadai bersama," jelas mahasiswi semester 7 Fakultas Hukum, Universitas Mahasaraswati tersebut.

Indrayani menghimbau agar pemerintah perlu mengantisipasi hal tersebut dengan cara melakukan sosialisasi di kampus-kampus dan media sosial sehingga hoax atau fitnah tidak dijadikan instrumen politik oleh pihak tertentu yang merugikan masyarakat luas.

Baca Juga: Bupati Gede Dana Ajak ASN Pemkab Karangasem Mulai Pakai Sepeda Saat Pergi dan Pulang Kantor

"Apalagi lagi menjelang G20, dimana para pemimpin dunia mempercayakan Indonesia sebagai tuan rumah, kita perlu menjaga baik kepercayaan tersebut, guna menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya.

Menanggapi narasi tersebut seorang peserta diskusi Jefri Mane menilai kebijakan kenaikan harga BBM jika terlalu tinggi bisa merugikan dan mengorbankan ekonomi rakyat

"Terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM)," ungkapnya.

Baca Juga: Pemkab Buleleng Kembangkan UMKM Lewat e-Katalog Lokal

Menurutnya pemerintah seharusnya memberantas mafia di sektor minyak dan gas (migas) karena telah terbukti dengan adanya banyak kasus penumpukan BBM oleh kelompok tertentu atau kelompok kapitalis untuk kepentingan operasi pertambangan.

"Kegiatan penumpukan semacam ini justru yang menyebabkan kelangkaan BBM. Jadi harapan saya pemerintah perlu mempertimbangkan lagi kebijakan ini sebelum kebijakan ini benar-benar membuat masyarakat melarat," harap Jefri yang juga aktivis muda tersebut.

Dilain pihak, Made Riadi memandang saat ini yang terpenting masyarakat perlu memberikan kepercayaan terhadap pemerintah, bahwa kebijakan yang ada merupakan pilihan terbaik, apalagi dalam waktu dekat pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial (Bansos) pengalihan subsidi BBM.

Baca Juga: Bali United Menang 1-0 Lawan Persebaya, Coach Teco Sampaikan Terima Kasih pada Semeton Dewata

"Ini langkah tepat untuk menjaga daya beli masyarakat ditengah kenaikan harga, termasuk antisipasi kenaikan harga BBM," tandasnya.

Ia pun berpesan kepada rekan-rekan sesama aktivis ataupun mahasiswa lainnya agar jangan terpancing berbuat demonstrasi turun kejalanan dalam menyikapi persoalan penyesuaian harga BBM ini.

Sementara dalam acara diskusi ini, diikuti puluhan peserta terdiri dari aktivis, mahasiswa dan pemuda, yang diharapkan menjadi saran kepada pemerintah dalam mengimplementasi kebijakan penyesuaian harga BBM, dan melihat suara dari berbagai kalangan masyarakat.***

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler