Cara Deteksi Kanker Payudara pada Ibu Hamil, Begini Perawatan yang Tepat

- 28 November 2020, 14:33 WIB
ilustrasi Kanker Payudara.
ilustrasi Kanker Payudara. /Apotek K-24

RINGTIMES BALI – kanker payudara adalah penyakit kanker ganas yang sering terjadi pada wanita. Kanker ini adalah jenis kanker paling umum yang didiagnosis selama kehamilan dan mempengaruhi sebanyak 1 dari setiap 3.000 wanita.

Mendeteksi kanker payudara selama kehamilan bisa sangat sulit bagi calon ibu. Hal ini dikarenakan selama kehamilan, payudara mengalami perubahan fisik yang dapat mengaburkan perubahan payudara yang terkena kanker.

Seperti halnya, pembesaran payudara seiring perkembangan kehamilan yang mempersulit proses deteksi tempat benjolan yang terbentuk akibat pertumbuhan kanker abnormal di payudara.

Baca Juga: Konsumsi Vitamin D Terbukti Kurangi Risiko Kanker Payudara

Hal itu sebabnya, sebagian besar kasus kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut. Meskipun demikian, dengan melakukan deteksi dini harus dilakukan sebelum penyakit bertambah parah.

Meskipun banyak obat-obatan dan teknologi modern yang membuat kanker dapat ditaklukkan, namun perawatan tersebut berisiko tinggi karena terjadi selama kehamilan untuk menjaga janin agar tetap aman dan sehat di dalam tubuh ibu.

Ada banyak hal yang harus diperhatikan saat merawat kanker payudara selama kehamilan.

  1. Mengenali perubahan payudara

Kanker payudara biasanya dideteksi di kemudian hari karena gejala kanker mirip dengan perubahan kehamilan yang terjadi pada payudara wanita.

Baca Juga: Ampuh Atasi Masalah Jantung dan Kanker, Cobalah Mengonsumsi Jahe

Umumnya, kanker payudara ini ditandai dengan adanya benjolan, terkadang tidak dirasa sakit, dan terjadi penebalan kulit pada payudara. Selain itu, gejala yang terjadi seperti nyeri payudara atau payudara padat.

Apabila ditemukan gejala-gejala yang mencurigakan pada payudara, maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.

  1. Ultrasonography (USG)

Adanya benjolan yang terdeteksi, pemeriksaan yang aman bagi janin yang sedang tumbuh untuk dilakukan adalah dengan melakukan USG payudara. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi benjolan yang timbul pada ibu hamil.

Baca Juga: Kenali Penyebab Perut Buncit, Bisa Jadi Ciri Kanker Hati

  1. Biopsi

Biopsi adalah cara aman lainnya untuk mendeteksi kanker payudara. Setelah ditemukan adanya benjolan di payudara, maka akan diambil sampel pada sebagian kecil jaringan untuk mendeteksi sel kanker.

Kanker payudara tidak berdampak secara langsung pada janin yang tumbuh. Apabila sel kanker berhasil melewati penghalang plasenta, maka akan segera dihancurkan oleh sistem kekebalan janin yang sedang berkembang.

Meskipun sangat jarang terjadi, sel kanker ibu dapat diturunkan ke janin. Namun, bahaya bagi janin terletak pada pilihan pengobatan sang ibu. Kemoterapi dan pengobatan radiasi dikatakan berdampak buruk pada bayi yang sedang tumbuh.

Baca Juga: Ciri-ciri Orang Mengidap Kanker Paru-paru, Begini Cara Pencegahannya

Perawatan kanker payudara pada Ibu hamil

Perawatan kanker payudara selama kehamilan mungkin akan sangat bergantung pada ukuran tumor yang terbentuk, lokasi terbentuknya tumor, dan usia kehamilan.

Apabila kanker terdeteksi di awal kehamilan, solusi terbaiknya adalah dengan menjalani operasi pengangkatan tumor. Metode ini dianggap paling aman karena sama sekali tidak berpengaruh pada bayi yang belum lahir.

Terdapat dua jenis operasi kanker payudara yaitu mastektomi dan operasi konservasi payudara. Mastektomi melibatkan pengangkatan payudara sepenuhnya untuk mencegah penyebaran kanker.

Baca Juga: 8 Faktor Risiko Kanker Paru-paru, Merokok Faktor Utamanya

Akan tetapi, apabila dilakukan operasi konservasi payudara, maka harus ditindaklanjuti dengan radiasi atau kemoterapi.

Obat kemoterapi tertentu aman digunakan selama kehamilan. Namun, proses tersebut harus dihindari selama trimester pertama karena kemoterapi diketahui memengaruhi perkembangan bayi. Selain itu, juga dapat berisiko meningkatkan kemungkinan keguguran.

Namun, kemoterapi diketahui relatif lebih aman bila dilakukan pada trimester kedua dan ketiga, dengan berat lahir rendah dan persalinan dini menjadi satu-satunya masalah yang harus diwaspadai.

Baca Juga: Cara Mencegah Kanker Payudara, Hindari 5 Makanan Berikut Ini

Biasanya, sesi kemoterapi dihentikan apabila usia kehamilan memasuki tiga hingga empat minggu sebelum persalinan untuk menghindari komplikasi saat lahir.

Radioterapi adalah pengobatan lain untuk kanker payudara. Namun jenis pengobatan ini sama sekali tidak direkomendasikan selama tahap kehamilan karena berisiko besar bagi bayi.

Biasanya untuk melakukan jenis pengobatan ini maka dapat dilakukan sampai setelah melahirkan untuk melaksanakan prosedurnya.

Baca Juga: 10 Buah yang Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil, Diantaranya Ialah Anggur

Oleh karena itu, jika kanker didiagnosis pada tahap selanjutnya. Dan radioterapi adalah salah satu alternatifnya maka pengobatan akan ditunda hingga persalinan dilakukan.

Bagi penderita kanker payudara menyusui bayi bisa sangat rumit. Apabila pernah menjalani operasi untuk mengangkat kanker namun tidak memerlukan kemoterapi atau radioterapi untuk menindaklanjutinya, kemungkinan aman untuk menyusui bayi.

Namun, apabila ibu hamil telah menjalani kemoterapi dan mengonsumsi obat-obatan yang digunakan selama perawatan, maka menyusui biasanya tidak dianjurkan. Salah satunya karena obat-obatan yang digunakan dapat meresap ke dalam ASI.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: Boldsky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x