RINGTIMRES BALI - Beberapa makanan dapat merusak tubuh bila dikonsumsi setelah dipanaskan kembali.
Menghangatkan kembali makanan yang akan dikonsumsi bisa berdampak fatal bagi kesehatan.
Beberapa makanan cenderung kehilangan nilai gizinya setelah dipanaskan, terutama makanan dengan kandungan protein yang tinggi.
Baca Juga: ShopeePay dan Kitabisa.com Berbagi Kebahagiaan di Bulan Kasih Sayang Melalui Gerobak Usaha
Nilai nutrisi bisa turun hingga nol. Dalam banyak kasus, sisa makanan yang dipanaskan kembali dapat menjadi beracun.
Ketika makanan yang tidak bernutrisi tersebut dikonsumsi, tubuh tidak akan menerima asupan yang dibutuhkan, melainkan mendapatkan berbagai masalah kesehatan.
Dilansir Ringtimesbali.com dari laman Boldsky, berikut ini beberapa makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali, antara lain:
Baca Juga: 8 Seafood Kaya Omega 3 Bermanfaat untuk Perkembangan Otak Anak, Cek Daftarnya
1. Kentang
Tidak semua makanan berbahan dasar kentang bermasalah saat dipanaskan kembali. Tergantung pada seberapa baik menyimpannya setelah memasaknya.
Untuk menghindari pertumbuhan bakteri, simpan kentang yang sudah matang di dalam lemari es dan konsumsi dalam 1-2 hari.
2. Telur
Telur sebaiknya dikonsumsi ketika masih segar atau baru dimasak. Telur yang dipanaskan ulang dapat berisiko buruk.
Baca Juga: Jangan Dibuang! Ini 8 Khasiat Bunga Bayam yang Belum Diketahui Orang
Makanan berprotein tinggi seperti telur mengandung banyak nitrogen. Kandungan nitrogen tersebut kemungkinan akan teroksidasi ketika telur dipanaskan kembali.
Telur yang sudah dimasak harus segera dimakan. Jika disimpan lebih lama, jangan dipanaskan kembali, makan saja dalam keadaan dingin.
3. Jamur
Jamur tidak boleh dipanaskan kembali karena kandungan protein dan nutrisi dalam jamur dapat berubah menjadi racun dan menyebabkan masalah pencernaan.
Baca Juga: Kenali, Perbedaan Manfaat Telur Ayam dan Telur Bebek
Dalam beberapa kasus, memanaskan jamur lebih dari sekali dapat berisiko untuk kesehatan jantung juga.
4. Beras
Meskipun terdengar mengejutkan, ternyata makan nasi yang dihangatkan kembali dapat menyebabkan muntah dan diare.
Menurut Food Standards Agency (FSA), jika makan nasi yang dihangatkan kembali dapat berisiko keracunan makanan karena adanya bakteri bacillus cereus.
Baca Juga: Alhamdullilah, Bansos Beras Sudah Tersalurkan Khusus di Wilayah Ini, Cek Apakah Kamu Dapat
Bakteri tersebut sangat resisten dan dapat berkembang biak jika nasi yang dimasak tidak disimpan dengan benar atau disimpan terlalu lama.
5. Bayam
Bayam adalah makanan kaya vitamin K. Selain itu, bayam juga mengandung kalsium dan nitrat yang tinggi juga.
Saat memanaskan kembali bayam yang telah dimasak, nitrat akan berubah menjadi nitrit yang bertindak seperti karsinogen, dan berdampak buruk bagi tubuh.
Baca Juga: 7 Makanan Terbaik Pencegah Serangan Jantung dan Stroke, Segera Konsumsi Bayam
6. Ayam
Ayam mengandung protein dalam jumlah tinggi. Memanaskan kembali ayam yang akan dikonsumsi dapat membuat komposisi protein akan berubah.
Proses pemanasan kembali akan mengubah daging menjadi beracun dan akan memengaruhi sistem pencernaan, menyebabkan diare serta muntah.
7. Seafood
Seafood aman dipanaskan kembali jika setelah dimasak, sesegera mungkin dimasukkan ke dalam freezer.
Baca Juga: Selain Seafood, 4 Makanan Nabati Ini Juga Mengandung Omega 3 yang Tinggi
Seafood yang telah dimasak kemudian didiamkan dalam suhu ruangan kemungkinan mengandung bakteri yang dapat menyebabkan risiko beberapa penyakit.
Adapun efek samping dari memanaskan makanan-makanan di atas, meliputi:
- Gangguan pencernaan
- Keracunan makanan
- Diare
- Dehidrasi
- Mual
- Sakit kepala
- Masalah kesehatan jantung
Jika terpaksa memanaskan kembali sisa makanan, cara terbaik untuk memanaskan kembali makanan adalah dengan microwave. Selain itu, bisa juga digoreng.
Baca Juga: 3 Kreasi Masakan Enak dan Mudah Berbahan Dasar Telur Ayam
Meskipun beberapa makanan seperti babi, keju, susu, dan pasta dapat dihangatkan kembali dengan aman.
Namun ada pula beberapa jenis makanan yang berbahaya bagi kesehatan saat dipanaskan kembali, seperti yang telah disebutkan di atas.
Selain berbahaya bagi kesehatan, nilai gizinya juga mengalami penurunan, bahkan bisa dibilang hampir tidak bergizi.***