Dispar Bali Sebut Pawai Ogoh-ogoh Jadi Daya Tarik Wisman

- 20 Maret 2023, 17:57 WIB
Sejumlah pemuda mengarak ogoh-ogoh saat parade ogoh-ogoh Kesanga Festival di Denpasar, Bali, Sabtu, 18 Maret 2023.
Sejumlah pemuda mengarak ogoh-ogoh saat parade ogoh-ogoh Kesanga Festival di Denpasar, Bali, Sabtu, 18 Maret 2023. /Antara/Nyoman Hendra Wibowo

RINGTIMES BALI - Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun menuturkan bahwa kegiatan pawai ogoh-ogoh yang merupakan rangkaian menjelang Hari Raya Nyepi menjadi salah satu daya tarik wisatawan mancanegara (wisman) ke Pulau Dewata.

Menurut Tjok Bagus, pawai ogoh-ogoh dan perayaan Hari Raya Nyepi menjadi daya tarik wisatawan karena kegiatan ini hanya dilakukan setahun sekali.

“Acara pasti mempengaruhi, apalagi ini ogoh-ogoh setahun sekali, ini salah satunya daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara,” ucap Tjok Bagus dilansir dari Antara, Senin, 20 Maret 2023.

Selain pawai ogoh-ogoh yang diselenggarakan di seluruh kabupaten atau kota di Bali, ia juga menilai suasana perayaan Hari Raya Nyepi yang tenang akan membuat udara sehat. Hal ini juga bisa menjadi daya tarik bagi turis.

Baca Juga: Pengaturan Lalu Lintas Jelang Pawai Ogoh-Ogoh di Denpasar Dilakukan Situasional

Tjok Bagus menjelaskan antusias wisatawan sangat besar dalam mengikuti perayaan Hari Raya Nyepi dan pawai ogoh-ogoh karena memang unik dan berkesan sehat.

Sehingga, kata dia, destinasi wisata yang diharapkan aman, sehat, dan akhirnya membuat wisatawan nyaman untuk tinggal.

Dia juga memprediksi, saat Nyepi nanti rata-rata okupansi hotel di seluruh Bali bisa mencapai 45 sampai 50 persen.

Untuk saat ini, kata Tjok Bagus, okupasi hotel berada di angka rata-rata 40 persen. Artinya, akan terjadi peningkatan sekira 5 hingga 10 persen menjelang Nyepi.

Baca Juga: Polda Bali Amankan Oknum Pengepul Pakaian Bekas Impor Ilegal, Kerugian Negara Capai Rp1 Miliar

Meski demikian, Tjok Bagus mengimbau pihak hotel maupun akomodasi lainnya agar tidak menggunakan kata 'Nyepi' atau unsur dan simbol keagamaan untuk promosi. Hal itu dilakukan agar tidak berdampak pada tradisi dan menimbulkan kesalahpahaman wisatawan.

Ia menyarankan sebaiknya pihak akomodasi mengganti nama promo, misalnya menjadi paket tiga hari dua malam dan lain sebagainya.

Sementara itu, ia juga mengingatkan kepada wisman yang ikut serta dalam perayaan Hari Raya Suci Nyepi agar bisa tetap menjaga nilai budaya Hindu.

Adapun yang dimaksudkannya, seperti mengikuti larangan keluar dari penginapan, tidak diperbolehkan menimbulkan keributan atau suara bising, dan dilarangan membuat pencahayaan seperti yang termuat dalam Catur Brata Penyepian.

Baca Juga: Ribuan Krama Adat Banjarangkan Berjalan Kaki 10 KM dalam Upacara Melasti

Menurutnya, para wisatawan asing cenderung menyukai suasana tenang, sehingga hal-hal terkait larangan itu hanya perlu disampaikan lebih lanjut dari pihak akomodasi.

Sementara itu, menurut Tjok Bagus sejauh ini wisatawan yang memutuskan untuk mengikuti rangkaian Nyepi bisa melaksanakannya dengan baik.

Jika memang terjadi pelanggaran, maka sudah ada penjaga serta pecalang yang siap siaga.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x