"Pandemi Covid-19 setidaknya telah menyebabkan hantaman tiga disrupsi yakni disrupsi digital, disrupsi milenial dan disrupsi pandemi. Cara berbelanja dan bertransaksi masyarakat pun berubah dengan cepat akibat pandemi," katanya.
Kita harus mengejar pasar di era disrupsi ini, jangan nunggu pasar akan tertinggal kata narasumber I Ketut Sae Tanju, SE, MM., yang memiliki usaha kuliner berbendara Terali Resto juga kuliner di Kabupaten lainnya di Bali.
"Zaman disrupsi kita harus bergerak cepat, kreatif dan inovatif. Untuk berwirausaha jangan takut dulu karena tidak punya modal karena ini bisa disiasati melalui kolaborasi antara yang memiliki ide dan modal," Ucap Sae Tanju.
Baca Juga: Sebuah Gudang Hangus Dilahap Si Jago Merah di Desa Kaliasem Buleleng
Salah satu aktivis muda Hindu ini Sae Tanju berbekal ide dan tekad yang kuat dalam waktu dekat berencana melebarkan sayapnya untuk membuka usaha di salah satu mal besar di kota, Denpasar, Bali.
"Bali harus memajukan SDM-nya agar kuat. Masyarakat Bali tidak boleh hanya menjadi penonton. Saya bertekad harus kaya raya agar nantinya bisa membangun SMA khusus bagi warga miskin SMA Bali Mandara seperti yang dirintis Bapak Made Mangku Pastika," pungkasnya.***
Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.