Kasus Hewan Rabies di Bali Tinggi, PDHI Lakukan Inovasi

- 12 Januari 2023, 15:36 WIB
Ilustrasi Kasus Hewan Rabies di Bali Tinggi, PDHI Lakukan Inovasi.
Ilustrasi Kasus Hewan Rabies di Bali Tinggi, PDHI Lakukan Inovasi. /Pixabay/12019

RINGTIMES BALI - Merebaknya kasus hewan yang terjangkit virus rabies di Bali terbilang sangat tinggi, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Bali merespon dan mengambil tindakan cepat.

Dari data yang diperoleh oleh PDHI Bali kurang lebih 650 anjing yang positif terjangkit rabies pada tahun 2022.

Hal tersebut didasari oleh populasi anjing dan kucing liar di Bali semakin tidak terkendali, mengakibatkan banyaknya kejadian masyarakat yang tidak mengetahui telah tergigit oleh anjing dan kucing liar yang tidak divaksin tersebut.

Baca Juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Belum Layani Penerbangan Menuju China

Kemudian terlambat menangani dan tidak segera dirawat di rumah sakit. Ketua PDHI Bali, Prof. Dr. Drh. I Ketut Puja, M.kes., membenarkan hal tersebut.

“Tahun 2022 kasus Rabies di Bali sangat tinggi, kurang lebih ada 650 kasus positif rabies pada anjing,” ungkapnya.

PDHI Bali sejak awal telah mengambil tindakan dan ikut dalam menangani kasus rabies bersama dengan pemerintah.

Baca Juga: Potensi Gelombang Tinggi dan Angin Kencang di Bali hingga 13 Januari, BMKG Imbau Warga Waspada

Anggota PDHI Bali mulai dari yang Aparatur Sipil Negara (ASN), akademisi, dan swasta telah aktif dalam membantu vaksinasi, komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya rabies.

Selain itu PDHI Bali juga ikut membidangi terbitnya perda tentang rabies serta membantu pemerintah dalam penanggulangan rabies di Bali.

Inovasi pun dilakukan, dan sedang diuji coba yaitu vaksinasi lewat oral, dengan harapan bila dimakan oleh hewan, maka hewan akan tervaksin.

Baca Juga: 9 Hari Beroperasi, Tim SAR Hentikan Pencarian 2 WNA yang Hilang di Bali

“Sebenarnya metode pemberantasan rabies itu sama yaitu vaksinasi, KIE, dan kontrol populasi, namun metode vaksinasi lewat oral sedang diuji coba,” ungkap Puja.

Usaha yang telah dilakukan pemerintah adalah vaksinasi massal, eliminasi serta komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat.

Namun vaksinasi masal menemui kendala dalam hal penanganan anjing liar, lalu eliminasi sering mendapat kecaman dari masyarakat, akibatnya populasi anjing terus meningkat dan cakupan vaksinasi semakin rendah.

Baca Juga: Kasus Curanmor Terungkap, Pelaku Seorang Residivis

Hal itu lah yang semakin membuat rantai penyebaran rabies di Bali sulit diputus. Masyarakat harus ikut bertanggung jawab dalam mengelola populasi dan perawatan serta kesejahteraan masing-masing hewannya, memastikan anjing yang diliarkan tidak mengalami peningkatan populasi yaitu dengan mensterilkan.

Puja menambahkan masyarakat harus sadar betul, bahwa jika memiliki hewan peliharaan harus dipelihara dengan baik dan divaksinasi.***(Ringtimes Bali/I Made Bayu Tjahyaputra

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah