Kasus Demam Berdarah di Denpasar Naik, Dinkes Minta Masyarakat Jangan Panik

- 9 Januari 2023, 18:24 WIB
Ilustrasi Kasus Demam Berdarah di Denpasar Naik. Dinkes Minta Masyarakat Jangan Panik.
Ilustrasi Kasus Demam Berdarah di Denpasar Naik. Dinkes Minta Masyarakat Jangan Panik. /Pixabay/Welcome to all and thank you for your visit ! ツ

RINGTIMES BALI - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota Denpasar, melonjak tinggi. Tercatat peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu 2021-2022.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, kasus DBD ini mengalami peningkatan dalam kurun waktu satu tahun.

Pada tahun 2021, jumlah kasusnya 587 dengan Insiden Rate (IR) per 100.000 penduduk sebanyak 58,85 dan jumlah kematian 1 dengan angka kematian 0,17.

Baca Juga: Dinas Pariwisata Denpasar Dorong Enam Desa Wisata: 2023 Sudah Bisa Maju Sendiri

Jumlah kasusnya meningkat di tahun berikutnya, pada tahun 2022 tercatat ada 1096 jumlah kasus dengan Insidens Rate (IR) per 100.000 penduduk mencapai 107,71 dan jumlah kematian 8.

Hal itu juga diikuti dengan penurunan Angka Bebas Jentik (ABJ) pada periode tahun 2021-2022 dari angka 97,52 menurun 97,34.

Grafik trend kasus DBD yang dimiliki oleh Dinkes Denpasar menyebutkan, bahwa dari tahun 2012-2022 jumlahnya mengalami fluktuatif atau naik turun.

Baca Juga: Bayar Pakir Digital Belum Efektif di Denpasar, Dirut Perumda: Masyarakat Belum Mau Karena Transaksi Kecil

Dengan jumlah tertinggi yaitu di Tahun 2016 dengan jumlah kasus mencapai 2.851, Insidens Rate per 100.000 penduduk hingga 434,18 dan 17 jumlah kematian.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. A.A Ngurah Gede Dharmayuda,M.Kes juga membenarkan data tersebut.

Ia mengatakan jika kasus yang tercatat dalam data tersebut memang dirasa masih perlu untuk ditekan, namun masyarakat diharapkan tidak perlu panik dan tetap ikut serta untuk memberantas sarang nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus yang menjadi penyebab Demam Berdarah tersebut.

Baca Juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim Tiba di Tanah Air, Gelar Pertemuan Bilateral dengan Presiden Jokowi

Dalam skala nasional, Ngurah juga mengatakan data tersebut masih terbilang kecil dan masih bisa untuk diperbaiki bersama.

“Demam berdarah ini memang selalu terjadi dan sudah menjadi endemi, memang kita tidak bisa membuatnya menjadi 0 kasus, apalagi kita hidup di negara tropis yang memang adanya iklim hujan dan membuat lingkungan menjadi lembab, dengan begitu nyamuk akan lebih mudah beradaptasi dan berkembang biak. Yang perlu kita lakukan adalah pencegahan yang lebih baik dari pada mengobati dengan menutup tempat-tempat yang terisi genangan air untuk nyamuk bertelur dan menjadi jentik-jentik dan kemudian menjadi nyamuk dewasa,” kata dr. Turah.

Dengan adanya kasus tersebut masyarakat diminta untuk serius menanggapinya namun tidak panik, menjadi “JUMANTIK” atau juru pemantau jentik dari rumah sendiri merupakan hal yang perlu di lakukan secara rutin.

Baca Juga: Masuk Musim Tanam, Gubernur Khofifah Tinjau Pabrik PT PUSRI, Pastikan Distribusi ke 14 Daerahnya Lancar

Mulai dari membersihkan lingkungan dari sarang-sarang nyamuk dengan cara menaburkan bubuk abate ke tempat-tempat genangan air agar bebas dari jentik nyamuk, lalu melapor ke perangkat desa setempat/kelurahan untuk melakukan Penyemprotan (Fogging Focus) secara berkala, dan segera membawa ke Rumah Sakit untuk segera mendapatkan perawatan jika terjadi demam yang tinggi.

Pencegahan ini akan berhasil jika dibarengi dengan Gerakan Serentak atau “GERTAK” antara masyarakat dan pemerintah demi mewujudkan visi dan misi Kota Denpasar yaitu “Denpasar Kotaku Rumahku”.***(Ringtimes Bali/I Made Bayu Tjahyaputra)

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x