Makna Rahina Tumpek Uye yang Dirayakan Seluruh Umat Hindu di Bali Hari Ini

- 27 Agustus 2022, 13:20 WIB
Ilustrasi. Makna Rahina Tumpek Uye atau Tumpek Kandang yang dirayakan oleh umat Hindu di Bali setiap enam bulan sekali.
Ilustrasi. Makna Rahina Tumpek Uye atau Tumpek Kandang yang dirayakan oleh umat Hindu di Bali setiap enam bulan sekali. /pixabay/yohana

RINGTIMES BALI - Rahina Tumpek Uye atau Tumpek Kandang dirayakan oleh umat Hindu setiap enam bulan sekali, atau tepatnya pada setiap Saniscara Kliwon Wuku Uye, yang juga jatuh pada hari ini, Sabtu, 26 Agustus 2022.

Dilansir dari Situs Website Pemkab Buleleng, Rahina Tumpek Uye merupakan salah satu wujud ungkapan rasa kasih sayang serta terima kasih manusia pada binatang peliharaan atau ternak.

Hal itu dilakukan karena binatang dianggap sangat berjasa dalam kehidupan manusia yang sudah membantu dalam bekerja, digunakan sebagai kurban dalam upacara, disembelih untuk konsumsi, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Bupati Suwirta Hadiri Pengukuhan Panitia Tetap Ngusaba Jagat Pura Agung Kentel Gumi di Banjarangkan

Kandang dalam filosofi Hindu mengandung makna mengandangkan pikiran yang begitu liar, seperti diibaratkan dengan binatang yang harus dikendalikan sehingga mampu membatasi atau mengekang keinginan yang bersifat tidak manusiawi, misalnya hidup tanpa tata krama, liar, malas, dan sifat-sifat buruk lainnya.

Untuk itu pada Rahina Tumpek Uye, umat Hindu perlu menyucikan diri, untuk nyomia atau menetralisir unsur-unsur binatang yang ada dalam diri manusia, karena daging dari hewan yang dimakan akan bersemayam pada tubuh dan membawa pengaruh pada tabiat, sifat serta karakter manusia.

Baca Juga: Sukseskan ODF, Bupati Suwirta Letakan Batu Pertama Pengerjaan 60 Unit Septic Tank di Desa Selat, Klungkung

Pada Rahina Tumpek Uye, umat Hindu akan mengupacarai semua jenis binatang peliharaan atau ternak seperti sapi, kerbau, kambing, babi dan lain sebagainya.

Umat Hindu akan menghaturkan persembahan pada Sang Hyang Rare Angon sebagai manifestasi dari Dewa Siwa yang bertugas sebagai penguasa dan penjaga semua binatang.

Hal itu dilakukan untuk memperoleh keselamatan pada semua binatang peliharaan atau ternak agar bisa bermanfaat, hasilnya melimpah, dan sesuai dengan harapan dari pemiliknya.

Baca Juga: Genjot 100 Persen TOSS Desa, Bupati Suwirta Letakan Batu Pertama Pembangunan 3 TPS3R di Kecamatan Banjarangkan

Dengan menghaturkan persembahan, diharapkan manusia juga tidak menjadi tulah hidup (durhaka), karena hanya menikmati saja tanpa memberikan apresiasi atau ucapan terima kasih.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Sumber: Pemkab Buleleng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x