Network
RINGTIMES BALI – Dalam upaya menerapkan energi bersih di Pulau Bali, Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan telah menganti tenaga listrik yang semula berbahan bakar minyak (fosil) di Pesanggaran, Denpasar dengan bahan bakar gas berkapasitas 220 MW.
Wayan Koster juga mengatakan, pihaknya telah memperbaiki sistem pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batu bara di Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng berkapasitas 380 MW dengan mengelola sistem ramah lingkungan.
Selain itu, Wayan Koster juga akan segera menganti pembangkit tenaga listrik berbahan bakar minyak di Gilimanuk, Jembrana yang berkapasitas 125 MW dan di Pemaron, Buleleng yang berkapasitas 90 MW dengan bahan bakar gas.
Sedangkan pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batu bara dari Paiton, Jawa Timur yang berkapasitas 340 MW saat ini disalurkan melalui kabel bawah laut, akan difungsikan sebagai cadangan (reserve sharing), ketika nanti pihaknya sudah mampu memenuhi kebutuhan energi secara mandiri di Bali.
Gubernur Bali ini juga menerangkan, bahwa pihaknya saat ini membangun pembangkit tenaga listrik baru berbahan bakar gas di Sidakarya, Denpasar, dengan kapasitas 2x100 MW mulai tahun 2022.
Merancang bangunan pembangkit tenaga listrik baru berbahan bakar gas di Celukan Bawang, Buleleng, dengan kapasitas 250 MW yang direncanakan mulai tahun 2023.
Baca Juga: Dinas Peternakan Bangli Lakukan Vaksinasi 28 Ekor Sapi di Desa Kayubihi Antisipasi Penularan PMK
Kemudian membangun Terminal LNG di Pesanggaran, Denpasar, mulai tahun 2022 dan diharapkan selesai tahun 2023.
“Kebijakan energi bersih ini mendapatkan respon bagus, dimana sejumlah Tim Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan penelitian tentang potensi Energi Baru Terbarukan yang ada di wilayah Bali,” ujar Gubernur Bali itu dari Humas Pemprov Bali.
