Network
RINGTIMES BALI - Desa Adat Penyaringan menyatakan tolak pembangunan Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) di kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai pada Minggu, 7 Agustus 2022.
“Kami menyatakan Paruman Desa Adat yang dilaksanakan tanggal 17 Juli 2022 dengan memutuskan menolak pembangunan proyek Terminal LNG di kawasan Mangrove,” ujar Perwakilan Desa Adat Penyaringan I Made Adnyana.
Pihaknya juga turut mendesak Gubernur Bali untuk mengeluarkan keputusan tegas dan tertulis untuk tidak dibangunnya Terminal LNG di kawasan Mangrove.
Langkah ini juga menjadi bentuk empati dan solidaritas terhadap perjuangan dari Desa Adat Intaran.
“Keberadaan dan status kami juga merupakan bagian dari Sanur Kauh ibarat getih abungbung, darah satu adat, menjadi dasar yang kuat bagi kami untuk turut berempati dan bersolidaritas terhadap perjuangan penolakan pembangunan proyek Terminal LNG di kawasan Mangrove,” tegasnya.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Bendesa Adat Intaran I Gusti Agung Alit Kencana bahwa keikutsertaan Desa Adat Penyaringan atas rasa persaudaraan.
Baca Juga: Polsek Mengwi Sasar Tempat Keramaian dan Razia Kendaraan Bermotor
“Kemarin karena kami saja yang sendiri, beliau melihat bagaimana perjuangan kami. Desa Penyaringan bersimpati dan ikut bersama-sama kami, karena kita bersaudara atau getih abungbung,” kata Alit Kencana.
Lebih lanjut, aksi penolakan Terminal LNG dibarengi dengan penandatangan baliho oleh perwakilan Desa Adat Penyaringan serta 20 Kelihan Banjar se-Desa Adat Intaran yang berlokasi di depan Wantilan Desa Adat Intaran.
