Prof Sri mengatakan teknik Stereotactic Surgery adalah Teknik operasi masa depan, hampir seluruh rumah sakit di luar Bali melakukannya.
Teknik tersebut dikatakan sebagai cikal bakal untuk nantinya berkembang pesat di dunia kesehatan.
Baca Juga: Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DRPD Tentang Pariwisata di Badung: Infrastruktur Harus Jadi Prioritas
"Mudah-mudahan ini merangsang di rumah sakit dipasang stereotactic, sehingga RSUP Prof Ngoerah jadi one stop service sehingga tak perlu dikirim ke mana-mana untuk kelainan seperti itu,” kata Prof Sri.
“Dan untuk di Bali jadi rujukan, sehingga untuk kasus gangguan pergerakan atau movement disorder tidak perlu jauh ke Surabaya atau Jakarta," sambungnya.
Dia juga mengatakan bahwa tidak sedikit kasus yang memerlukan teknik tersebut, namun karena keterbatasan alat maka ditentukan skala prioritas.
Baca Juga: Polsek Densel Serahkan Sarana Kontak kepada Pengurus Masjid Assyuhada Serangan
Dengan adanya tambahan bantuan tersebut, ke depan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, dan Prof Sri berharapa agar Stereotactic Surgery menjadi bagian dari tanggungan BPJS Kesehatan.
Pada operasi Stereotactic Surgery yang berlangsung, tim bedah syaraf RSUP Prof Ngoerah mampu menyelesaikannya dalam waktu 30 menit, dengan tambahan dua jam waktu persiapan.
Tahap pertama adalah persiapan alat Stereotactic Surgery dan pembiusan, selanjutnya pemasangan rangka di kepala pasien dan CT Scan.