BNPT dan FKPT Bali Ajak Ibu Rumah Tangga Perangi Paham Radikalisme Ekstremisme yang Sebabkan Terorisme

- 24 Juli 2022, 11:42 WIB
Ilustrasi terorisme.
Ilustrasi terorisme. /PIXABAY/geralt

RINGTIMES BALI – Pada Sabtu, 23 Juli 2022, telah dilakukan pertemuandi Gedung Pascasarjana Universitas Udayana, oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bali bidang Perempuan dan Anak.

BNPT RI dan FKPT Bali dalam kesempatan itu, mengajak seluruh perempuan khususnya ibu rumah tangga mencegah paham radikalisme dan ekstremisme yang dapat menyebabkan terorisme di lingkungan keluarga.

Baca Juga: Mangku Pastika Namai Dua Bayi Komodo di Bali Safari Park, Gianyar

Kepala Sub Direktorat Kerjasama Asia Pasifik-Afrika BNPT Letnan Kolonel Harianto mengatakan, perempuan memiliki posisi yang penting dalam keluarga bahkan masyarakat.

Hal tersebut dikatakan, karena perempuan dapat menjadi agen transformasi pemahaman ajaran agama kepada anak-anaknya.

Di hadapan 100 orang ibu rumah tangga yang hadir, Letnan Kolonel Harianto mengatakan, radikalisme dan terorisme saat ini menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan keselamatan generasi penerus bangsa Indonesia.

Baca Juga: Turyapada Tower, Menara Setinggi 115 Meter Dibangun di Buleleng, Bali

Ia menerangkan, paham radikal dan ekstremisme seringkali menjadi pemicu aksi terorisme yang melibatkan dan mengorbankan banyak orang.

Oleh karena itu diadakanlah kegiatan yang bertema, "Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian.”

Kegiatan ini menjadi momentum untuk menggali nilai-nilai luhur pendidikan dalam keluarga sebagai upaya mencegah radikalisme dan ekstremisme.

Baca Juga: Pemprov Bali Dukung IPAI untuk Tingkatkan Wisata Medis

"Hasil survei yang dilakukan oleh BNPT pada tahun 2019, faktor yang paling efektif dalam mengurangi potensi paham radikalisme terorisme secara berturut-turut adalah pengontrolan sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan anak," kata Letnan Kolonel Harianto dikutip dari laman antaranews.com.

Ia berharap, perempuan bisa menjadi penyaring awal untuk mendeteksi setiap kejanggalan yang ditemukan dalam kehidupan anak-anak di keluarga masing-masing.

Hal ini karena, perempuan menjadi tombak pertama dan utama dalam pendidikan anak.

Baca Juga: Kepala Divisi Humas Polri Minta Pengacara Keluarga Brigadir J Tidak Buat Spekulasi Sendiri

Isu ini sangat penting dan mendesak, mengingat karakter anak ditentukan oleh pola pendidikan dalam keluarga.

Sementara itu, Ketua FKPT Provinsi Bali, Gusti Agung Ngurah Sudarsana, mengatakan kegiatan tersebut bagian dari upaya mengajak ibu rumah tangga melihat persoalan radikalisme dan ekstremisme menjadi salah satu bagian dalam pendidikan di lingkungan keluarga.

Ketua FKPT Provinsi Bali itu juga berharap, kegiatan ini dapat mendorong perempuan untuk lebih bijaksana dalam memahami kondisi terkini dan fakta yang berkembang di lingkungan sekitar.

Baca Juga: Kepala Divisi Humas Polri Minta Pengacara Keluarga Brigadir J Tidak Buat Spekulasi Sendiri

Sehingga dapat memberikan pemahaman kepada keluarga khususnya anak, serta lingkungan sekitar terhadap penyebarluasan paham radikalisme dan ekstremisme.

Menurut Center for Strategi and International Studies (CSIS) diketahui ada 61 kasus terorisme mulai pada 1 Januari hingga 31 Agustus 2020.

Sedangkan, Global Terorism Index 2020 mencatat lebih dari 96 persen kematian akibat terorisme pada tahun 2019 terjadi di Negara-negara yang sudah mengalami konflik bersenjata.

Baca Juga: Made Mangku Pastika Sambangi Simantri 742 Gianyar, Petani Butuh Subsidi Mesin

BNPT sendiri melihat perempuan menjadi kelompok yang rentan dalam ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

Selama masa pandemi, kelompok ekstremis dikabarkan memanfaatkan media sosial dan platform online lainnya untuk melakukan radikalisasi masyarakat.***

 

Editor: Annisa Fadilla


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah