Sugito menjelaskan bahwa Desa Kutuh merupakan salah satu contoh yang dapat dikembangkan potensinya.
Dengan memanfaatkan media sosial termasuk kekuatan dari masyarakat adat dan kolaborasi dari pemerintah desa, kemudian Desa Kutuh menjadi bangkit dan mampu mengelola potensinya untuk Desa Wisata.
Ia mengatakan, anggota ASEAN yang diundang itu bertujuan untuk saling berbagi dan juga bisa mengenal desa yang ada di Indonesia untuk dipromosikan di negaranya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Hotel di Kuta Bali yang Dekat Bandara Ngurah Rai
Dengan begitu, harapannya dapat saling mendukung sesama anggota ASEAN, bagaimana bisa saling tukar menukar informasi di masing-masing negara seperti cara mengatasi kemiskinan, menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
Desa Kutuh juga diharapkan bukan hanya menjadi contoh praktik desa di Indonesia, namun juga contoh untuk negara lain yang sama-sama memiliki permasalahan yang sama di bidang pembangunan dan pemberdayaan untuk mengentaskan kemiskinan.
Sementara itu, mewakili Bupati Badung, Sekda Adi Arnawa mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI pada kesempatan tersebut.
Sebab, Desa Kutuh dipilih menjadi salah satu desa dari tiga desa yang dikunjungi oleh delegasi dari negara anggota ASEAN, dimana delegasi itu juga mengunjungi Desa Taro di Gianyar, Desa Kertalangu di Denpasar, dan Desa Kutuh di Kabupaten Badung.
“Dengan momentum ini saya berharap di Desa Adat Kutuh akan mengalami suatu perbaikan-perbaikan kedepan dalam rangka untuk menjaga Desa Kutuh menjadi salah satu destinasi yang tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata tetapi di balik pariwisata ini kita harapkan mampu memberikan dan mendongkrak sektor lain seperti mendorong UMKM yang ada agar dapat bangkit,” kata Sekda Badung.