Dia berpendapat bahwa Bali memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, termasuk dalam penanganan sampah.
"Saya berharap bisa berkolaborasi semua komponen dan mengadopsi teknologi. Buktikan bahwa anak-anak muda Bali, kreatif, inovatif, penuh semangat dan pantang menyerah,” sambungnya.
Baca Juga: Walikota Denpasar Didapuk Menjadi Narasumber, Jaya Negara: Sudah Ada 8 Desa Tangguh Bencana
Made Andi Kurnia Prayoga dari Bank Sampah Digital Sangkara mengatakan Sangkara yang merupakan startup atau usaha rintisan, dalam pengelolaan sampah organik rumah tangga akan bekerja sama dengan BUMDes dan melalui bank sampah untuk sampah anorganik.
"Sampah ini sebenarnya bisa memberi nilai ekonomi tinggi. Hanya saja seringkali sampah tidak berorientasi ke profit, sehingga banyak bank sampah yang mati suri," kata Prayoga.
Kendala lain yang juga sering dijumpai adalah bank sampah tak dilengkapi data dan masih berjalan sendiri-sendiri. Padahal bisnis pengelolaan ini perlu kolaborasi.
Baca Juga: Pujawali Pengratep Karya di Pura Dang Kahyangan Petitenget
Selain dari sampah yang didapat, keuntungan bank sampah juga berasal dari olahannya berupa kompos, kompos bag, briket dan sebagainya.
Saat ini, Bank Sampah Digital Sangkara juga akan bekerja sama dengan Universitas Mahasaraswati, Denpasar, untuk mengolah sampah sisa upacara di beberapa Pura Sad Kahyangan di Bali.***