Tradisi Ngerebeg Tegallalang Gianyar Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbudristek RI

- 18 Juli 2022, 10:30 WIB
Tradisi Ngerebeg, Desa Adat Tegallalang,  Gianyar, Bali ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemendikbudristek RI.
Tradisi Ngerebeg, Desa Adat Tegallalang, Gianyar, Bali ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemendikbudristek RI. /ANTARA/HO-Nyoman Hendra Wibowo

RINGTIMES BALI – Tradisi Ngerebeg, Desa Adat Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, secara resmi telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Kemendikbudristek).

Anak Agung Gde Mayun selaku Wakil Bupati Gianyar mengatakan pengembangan dan pemanfaatannya juga akan menjadi warisan yang sangat berharga bagi generasi penerus nantinya.

Pada kesempatan tersebut dia juga menyerahkan sertifikat penetapan kepada I Made Kumarajaya selaku Bendesa Adat Tegallalang saat piodalan di Pura Duur Bingin, Desa Adat Tegallalang, bertepatan dengan dilangsungkannya Tradisi Ngerebeg.

Baca Juga: Pohon Tumbang Timpa Salah Satu Rumah Warga di Desa Labasari, Karangasem Bali

Dengan ditetapkannya Tradisi Ngerebeg sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, maka hal tersebut diharapkan bisa menjadi motivasi dalam melestarikan karya-karya budaya lain yang ada Gianyar.

Sertifikat penetapan tersebut ditandatangani oleh Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Jakarta, pada tanggal 7 Desember 2021.

Sebagai bentuk inventarisasi dan perlindungan serta bertujuan memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan dunia.

Baca Juga: Diduga Akibat Pengaruh Alkohol, 2 Orang Laki-laki Alami Kecelakaan di Jalan Gatsu Tengah Denpasar, Bali

“Dengan telah ditetapkannya Tradisi Ngerebeg sebagai Warisan Budaya Tak Benda, maka Desa Adat Tegallalang bertekad untuk terus menjaga kelestarian dan kesakralan tradisi ini,” kata Made Kumarajaya.

Dia menjelaskan bahwa Tradisi Ngerebeg merupakan warisan turun temurun yang dilaksanakan sehari menjelang puncak piodalan di Pura Duur Bingin, Desa Adat Tegalalang yang jatuh enam bulan sekali pada Wraspati Umanis Pahang (210 hari sistem penanggalan Bali).

Tradisi Ngerebeg dilaksanakan oleh para pemuda dengan wajah dihiasi aneka motif menyeramkan lalu melakukan arak-arakan keliling desa sambil membawa berbagai hiasan penjor dari pelepah salak dan pelepah daun jaka atau aren.

Baca Juga: Perbekel Desa Peguyangan Kaja Resmikan Program Padat Karya Ketahanan Pangan Hewani dan Nabati di Denpasar

Made Kumarajaya mengatakan selain sebagai ucapan terima kasih kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tradisi Ngerebeg juga bermakna sebagai penetralisir pengaruh negatif dan untuk kesejahteraan masyarakat.

Tradisi Ngerebeg juga mampu dijadikan sebagai daya tarik wisata sehingga banyak wisatawan mancanegara yang akan datang berkunjung ke Desa Adat Tegalalang.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Sumber: Antara Bali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah