Yowana Desa Adat Kerobokan Gelar Festival Ngerobok, Demi Jaga Tradisi dan Budaya Bali

10 Januari 2023, 17:05 WIB
Serba-serbi dalam Festival Ngerobok. /Facebook/Infonya Kerobokan/

RINGTIMES BALI - Yowana Desa Adat Kerobokan menggelar festival Ngerobok, menyita perhatian Direktur Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada hari Minggu, 8 Januari 2023.

Kegiatan ini sudah dimulai sejak tanggal 7 Januari 2023 dengan rangkaian kegiatanya meliputi lomba Gebogan dan Penjor, dan puncaknya di tanggal 15 Januari mendatang, yaitu pengumuman hasil juara yang akan diadakan di pantai Petitenget.

Gebogan dan Penjor merupakan salah satu bentuk persembahan masyarakat Bali ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Dezire Mulyani Targetkan Okupansi Hotel di Denpasar Capai 70 Persen hingga Akhir Tahun 2023

Gebogan adalah sesajen yang dihias semenarik mungkin di atas dulang atau alas yang berasal dari kayu yang biasanya diukir, hasil alam yang berupa buah-buahan dan makanan tradisional disusun rapi hingga membuat Gebogan memiliki nilai estetika selain untuk persembahyangan masyarakat Hindu Bali.

Sedangkan penjor merupakan perwujudan dari Dewa Naga Basuki yang biasanya di buat sehari sebelum perayaan hari raya Galungan, dengan menghias sebatang bambu yang berbentuk lengkung dan diisi hasil dari alam berupa janur (daun kelapa) yang dibentuk menjadi hiasan tak jarang diisi makanan dan buah kelapa juga.

Menurut Manggala Yowana Desa Kerobokan dr. I.G. Prayoga Mahardika Putra, Ked.,MH atau yang lebih akrab disapa dr.Yoga mengatakan, Ngerobok diambil dari bahasa Bali yang artinya “air mendidih”. Jadi bisa diartikan juga sebagai semangat yang membara bak air mendidih.

Baca Juga: Retribusi Parkir di Denpasar Berangsur Pulih Pasca Pandemi, Capai Angka Rp16 Miliar Selama Tahun 2022

Ia menambahkan bahwa acara ini bukan hanya sekedar festival biasa saja, Penjor dan Gebogan yang tadi di lombakan juga akan dipakai menjadi persembahan sarana persembahyangan di Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Kerobokan.

Momen itu juga bertepatan dengan diadakanya Odalan/ Hari dimana masyarakat Kerobokan melakukan persembahyangan di Pura Desa dan Pura Puseh.

Sehingga, momen ini menyita banyak perhatian masyarakat karena menjadi sebuah tontonan yang menarik karena selain festival, masyarakat juga bisa melihat tradisi Mepeed atau iring-iringan masyarakat Kerobokan yang membawa sesajen atau Gebogan.

Baca Juga: Okupansi Hotel di Denpasar Alami Peningkatan Imbas Nataru 2023

Festival Ngerobok tahun ini menjadi festival yang kedua kalinya, setelah setahun sebelumnya sukses di gelar.

Panitia dan dibantu oleh bendesa adat Kerobokan A.A. Putu Sutarja, SH.,MH beserta para sponsor telah menyiapkan dan mengurus seluruh kegiatan dari Festival ini.

Mulai dari bantuan dana yang sudah di bagikan ke masing-masing Seka Teruna Teruni (STT) di 52 Banjar se-Desa Adat Kerobokan.

Baca Juga: 230 Bintara Gelombang II 2022 Ikuti Upacara Pembinaan, Kapolda Bali: Harus Siap Bertugas

Ngerobok merupakan kombinasi dari dua hal, yaitu Ritual dan Entertain/Hiburan. Kegiatan ini murni berasal dari kepanitian sendiri tanpa bantuan dari pemerintah.

Setelah berhasil digelar, Festival Ngerobok menyita banyak perhatian publik. Bahkan menurut panitia, pihaknya telah mendapat kontak dari Dirjen Kemenparekraf untuk membicarakan tentang kerjasama.

“Iya kemarin sempat dapat telpon dari salah satu pihak dari dirjen kemenparekraf untuk diajak kerjasama” kata Yoga.

Kedepan pihak panitia dari Festival Ngerobok berharap agar festival ini terus berlangsung dan diadakan.***(Ringtimes Bali/I Made Bayu Tjahyaputra)

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler