Menteri Kesehatan RI Sebut Bali Dapat Jadi Lokasi Pusat Riset Genomik

28 Agustus 2022, 16:20 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers dalam acara 3rd HWG di Nusa Dua Bali, Senin, 22 Agustus 2022 /ANTARA/Andi Firdaus/aa.

RINGTIMES BALI – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebut Bali dapat menjadi lokasi pusat pengembangan riset data genomik demi menciptakan inovasi kesehatan agar tumbuh generasi yang lebih sehat di masa mendatang.

Menteri Kesehatan tersebut mengatakan bahwa Bali memiliki modalitas untuk membangun dan menyiapkan infrastruktur kesehatan.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan ketika menjadi pembicara pada Tri Hita Karana Forum Road to G20 di Kura Kura Bali, Serangan, pada Sabtu, 27 Agustus 2022.

Baca Juga: Masyarakat Buleleng Antusias Datangi CFD di Taman Kota Singaraja

Menurut Budi, Covid-19 telah menciptakan kesadaran akan perlunya arsitektur kesehatan yang kuat dan komprehensif untuk menghadapi situasi darurat, menciptakan kesiapsiagaan agar tercipta masyarakat yang tangguh.

“Proses menuju cita-cita ini bisa dimulai dengan mengelola ratusan juta data genomik yang terkumpul selama pandemi,” ucapnya dikutip dari Antara.

Menkes Budi menyampaikan, pandemi di Indonesia telah menciptakan ratusan juta data genomik yang akan digunakan sebagai basis penelitian.

Baca Juga: Kebakaran Bangunan di Pemecutan Kaja Denpasar Utara, Tidak Ada Korban Jiwa

Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan inovasi kesehatan, sehingga dunia akan lebih siap untuk menghadapi pandemi berikutnya.

Ia menjelaskan, pembangunan pusat arsitektur internasional tersebut sejalan dengan peta jalan ekonomi Kerthi Bali yang disampaikan Joko Widodo.

Jokowi menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi di Bali, sehingga tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata.

Baca Juga: Gempa Bumi 3,4 SR Terjadi di Wilayah Kuta Selatan, Bali, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Sesuai implementasi Kerthi Bali tersebut, Kemenkes telah melakukan beragam upaya untuk mengolah data genomik.

Misalnya, membangun pusat riset genomik di Universitas Udayana dan melakukan pertemuan dengan East Venture untuk mendukung bioresearch di Bali.

“Untuk itu, kami membuka kesempatan bagi perusahaan asing untuk mendirikan pusat riset dan investasi lainnya di bidang kesehatan di Indonesia. Namun, monetisasi tetap harus dilakukan di Indonesia dan bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Menkes Budi.

Baca Juga: Siswa SMP Widiatmika Ciptakan Pewarna Alami Batik Ikat dari Daun Jati dan Bunga Telang

Sementara itu, Director of Financial Engineering at MIT Sloan School of Management Andrew Lo menekankan bahwa kesehatan merupakan masalah global.

Sehingga, dibutuhkannya bantuan dari seluruh pemangku kepentingan dalam mengatasi permasalahan kesehatan.

Dalam skenario perhitungannya, Andrew menyebutkan dibutuhkan dana biofund senilai 30 miliar dollar AS untuk memperbesar skala dampak serta mengurangi risiko keuangan.

Baca Juga: Kapolres Klungkung Ikuti Lomba Lari Skala Internasional, Maybank Marathon Bali 2022 di Gianyar

Untuk mencapai hal tersebut, Andrew menjelaskan, dapat dicapai dengan skema Blended Finance, yaitu menggunakan dana publik sebagai katalis guna menarik investasi dari pendanaan swasta secara masif.***

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler