Waspadai Gejala Hepatitis, Pahami Pengobatan dan Cara Pencegahannya

- 3 Januari 2021, 16:30 WIB
Waspadai Gejala Hepatitis, Pahami Pengobatan dan Cara Pencegahannya.
Waspadai Gejala Hepatitis, Pahami Pengobatan dan Cara Pencegahannya. /Pexels/Andrea Piacquadio

RINGTIMES BALI - Hepatitis adalah kondisi serius yang menyebabkan radang hati. Hal ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus.

Selain itu, faktor obat-obatan, alkohol, racun, dan penyakit autoimun juga dapat menyebabkan hepatitis.

Hepatitis disebabkan oleh lima virus yaitu virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis E (HEV).

Baca Juga: Manfaat Kubis bagi Kesehatan, Baik untuk Otak, Tulang, dan Kulit

Setiap tahun, hepatitis menyebabkan hampir 1,4 juta kematian termasuk HBV dan HCV bertanggung jawab atas sekitar 90 persen dari kematian ini dan sisanya disebabkan oleh jenis virus hepatitis lainnya.

Sesuai dengan world health organization (WHO) pada tahun 2015, satu dari tiga orang terinfeksi HBV atau HCV dan 1,3 juta orang meninggal akibat penyakit ini.

1. Penyebab Hepatitis

Hepatitis paling sering disebabkan oleh virus, yang disebut hepatitis virus. Meski sebagian besar orang yang terdeteksi hepatitis penyebabnya virus, namun terdapat penyebab lain dari hepatitis, yang meliputi,

Baca Juga: 10 Manfaat Sawi Putih, Dapat Mengatasi Diabetes dan Penyakit Jantung

  • Minum alkohol berlebihan
  • Overdosis obat tertentu
  • Penyakit autoimun.

Jenis hepatitis virus A, B, C, D dan E merupakan penyebab infeksi virus pada hati. Hepatitis A dan E adalah bentuk hepatitis akut, sedangkan hepatitis B, C, dan D adalah bentuk hepatitis kronis.

Jika hepatitis sembuh dalam waktu kurang dari enam bulan, itu disebut hepatitis akut dan jika berlangsung lebih dari enam bulan, itu disebut hepatitis kronis.

Baca Juga: Temulawak Terbukti Efektif Mengobati Penyakit, Begini Cara Penggunaannya

2.Hepatitis A

Hepatitis A adalah virus RNA yang termasuk dalam keluarga Picornaviridae. Hepatitis A biasanya ditularkan dengan mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi kotoran. Kasus hepatitis A tinggi di daerah miskin dan daerah tempat akses air minum yang kurang.

3. Hepatitis B

Hepatitis B adalah virus DNA yang merupakan anggota keluarga Hepadnaviridae. Virus ini sering ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi seperti darah, air mani, dan cairan vagina.

Orang yang menjadi pembawa hepatitis B cenderung mengembangkan hepatitis kronis, sirosis hati, dan karsinoma hepatoseluler.

Baca Juga: Manfaat Kubis bagi Kesehatan, Baik untuk Otak, Tulang, dan Kulit

4. Hepatitis C

Hepatitis C adalah virus RNA yang termasuk dalam keluarga Flaviviridae. Virus ini terutama ditularkan melalui berbagi jarum yang terkontaminasi di antara pengguna narkoba. Kontak seksual adalah penyebab hepatitis C.

5. Hepatitis D

Hepatitis D adalah virus RNA dari genus Deltavirus. Virus tersebut bisa ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi. Hepatitis D terjadi jika telah terinfeksi hepatitis B.

6. Hepatitis E

Hepatitis E adalah virus RNA dari genus Hepevirus. Makan atau minum makanan yang terkontaminasi atau air yang terkontaminasi kotoran adalah cara paling umum penularan hepatitis E.

Baca Juga: 10 Manfaat Sawi Putih, Dapat Mengatasi Diabetes dan Penyakit Jantung

Hepatitis E sering terjadi di daerah yang kekurangan air bersih dan sanitasi serta kebersihan yang buruk.

7. Gejala hepatitis

Penyakit hepatitis ini menimbulkan gejala-gejala tertentu yang bisa diamati oleh seseorang. Gejala yang paling umum yaitu seperti,

  • Urine berwarna gelap
  • Wajah pucat
  • Kehilangan selera makan
  • Penurunan berat badan tiba-tiba
  • Sakit perut
  • Kelelahan
  • Kulit dan mata kuning
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Demam

Baca Juga: 10 Manfaat Sayur Kangkung, Salah Satunya Dapat Mengobati Kanker

8. Faktor Risiko Hepatitis

  • Makan atau minum makanan atau air yang terkontaminasi.
  • Kurangnya sanitasi.
  • Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi.
  • Melakukan hubungan seksual yang tidak aman.
  • Minum alkohol secara berlebihan.
  • Overdosis obat tertentu.
  • Ibu yang terinfeksi hepatitis meningkatkan risiko penularan pada anak-anak.

Baca Juga: 10 Kebiasaan yang Merusak Hati, Batasi Konsumsi Vitamin A dan D Berlebihan

9. Komplikasi Hepatitis

Komplikasi dari virus hepatitis termasuk hepatitis aktif kronis, gagal hati, sirosis hati, nekrosis hati akut atau subakut, dan karsinoma hepatoseluler, yang paling sering terlihat pada pasien dengan hepatitis B atau C.

Di sisi lain, komplikasi hepatitis autoimun hampir mirip dengan komplikasi hepatitis virus. Namun, beberapa pasien dapat mengembangkan penyakit hati stadium akhir dengan sirosis.

Penyakit hepatitis ini bisa diketahui setelah dokter mendiagnosis secara fisik dan menanyakan riwayat kesehatan untuk mengetahui faktor risiko hepatitis.

Baca Juga: 10 Manfaat Luar Biasa Temulawak, Salah Satunya Mengobati Kanker

Selain itu, beberapa tes dapat dilakukan untuk mendeteksi secara jelas bahwa seseorang tersebut terserang penyakit hepatitis. Beberapa pemeriksaan tersebut yang meliputi.

  • Tes fungsi hati merupakan sampel darah dikumpulkan untuk memeriksa apakah hati berfungsi dengan baik.
  • Biopsi hati, biasanya dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari hati untuk mengetahui seberapa besar peradangan telah mempengaruhi hati.
  • Tes ultrasound merupakan tes ultrasound dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang dekat dari hati dan organ terdekat lainnya.
  • Tes darah, biasanya tes darah akan dilakukan untuk memeriksa virus yang menyebabkan hepatitis.

Baca Juga: 10 Daftar Minyak Esensial untuk Mengobati Asam Urat

10. Pengobatan Hepatitis

Pengobatan hepatitis dilakukan tergantung dari jenis hepatitisnya dan apakah itu akut atau kronis.

  1. Hepatitis A

Tidak ada terapi antivirus untuk hepatitis A. Pasien yang memiliki gejala seperti mual atau muntah atau yang menunjukkan tanda-tanda gagal hati akan diawasi secara ketat oleh dokter.

  1. Hepatitis B

Pengobatan hepatitis B dibagi menjadi dua kategori yaitu infeksi virus hepatitis B akut dan infeksi virus hepatitis B kronis.

Baca Juga: Daftar Makanan dan Minuman untuk Mencegah Asam Urat Disertai Ginjal

Perawatan untuk infeksi virus hepatitis B akut serupa dengan pengobatan hepatitis A dan pengobatan untuk infeksi virus hepatitis B kronis termasuk obat-obatan.

  1. Hepatitis C

Menurut centers for disease control and prevention (CDC), tidak ada pengobatan yang direkomendasikan untuk hepatitis C akut, tetapi untuk hepatitis C kronis pengobatan biasanya adalah terapi oral selama 8 sampai 12 minggu.

  1. Hepatitis D

Penderita infeksi virus hepatitis D biasanya diobati dengan obat bernama pegylated interferon (PEG-IFN).

Baca Juga: 6 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Urat, Utamanya Jeroan

  1. Hepatitis E

Perawatan untuk infeksi virus hepatitis E termasuk minum banyak air, istirahat yang benar, dan menghindari alkohol.

Apabila penyakit hepatitis disebabkan karena penyakit autoimun, kortikosteroid saja atau digunakan dalam kombinasi dengan azathioprine, obat digunakan untuk pengobatan hepatitis autoimun.

11. Pencegahan Hepatitis

Upaya yang harus dilakukan untuk menghindari terdeteksi hepatitis ini yaitu lakukan seks aman, jaga kebersihan yang benar, dan dapatkan vaksinasi.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Boldsky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah