RINGTIMES BALI - Monosodium Glutamate (MSG) adalah aditif makanan kontroversial yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa masakan, terutama dalam masakan Asia.
Dilansir Ringtimes Bali dari laman Healthline, meskipun Food and Drug Administration (FDA) telah memberi label MSG sebagai aman untuk dikonsumsi, beberapa orang mempertanyakan efek kesehatan jangka panjangnya.
Selain itu, banyak orang telah melaporkan efek samping akibat mengonsumsi MSG, dengan sakit kepala atau serangan migrain menjadi yang paling umum.
Baca Juga: Promo Peak Day 12.12, ShopeePay Menawarkan 9x Promo dalam Sehari dan Beragam Pilihan Merchant
MSG biasanya ada dalam masakan Asia dan hadir dalam berbagai makanan olahan, seperti sup, keripik, makanan ringan, campuran bumbu, makanan beku, dan mie instan.
MSG berasal dari asam amino asam glutamat, atau glutamat. Glutamat berperan dalam berbagai fungsi dalam tubuh, seperti menyampaikan sinyal dari otak ke tubuh kamu.
Sebagai aditif, MSG berbentuk bubuk kristal berwarna putih yang terlihat mirip dengan garam atau gula. Menambahkannya ke dalam makanan akan meningkatkan rasa umami.
Baca Juga: Jika Anda Penderita Kolestrol Akut, Pertimbangkan Mengonsumsi Kentang Dengan Cara Berikut
Suatu penelitian dengan objek tikus, menemukan bahwa dosis MSG yang sangat tinggi menyebabkan kerusakan neurologis dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada tikus yang baru lahir.
Mengingat MSG mengandung asam glutamat, senyawa umami yang juga berfungsi sebagai neurotransmitter, atau pembawa pesan kimiawi yang merangsang sel saraf, beberapa orang percaya bahwa hal itu mungkin memiliki efek berbahaya pada otak.