Hamil di Usia Tua Menimbulkan Risiko Diabetes, Simak Waktu Ideal Berikut

21 Desember 2020, 16:05 WIB
Hamil di Usia Tua Menimbulkan Risiko Diabetes, Simak Waktu Ideal Berikut. /pixabay.com

RINGTIMES BALI – Pada umumnya, ketika wanita dilahirkan terdapat folikel telur yang belum matang yang dimiliki yaitu sekitar satu hingga dua juta. Namun, hanya sekitar 400.000 telur yang tersisa di awal menstruasi, yang terjadi sekitar usia 12 tahun.

Jumlah telur tersebut akan mengalami pengurangan seiring dengan pertambahan usia wanita. Dalam setiap periode, beberapa ratus telur akan hilang. Hanya folikel yang paling sehat yang akan menjadi telur matang.

Berbeda halnya dengan laki-laki yang terus menghasilkan sperma baru secara berkala, sel telur pada wanita hanya diproduksi satu kali seumur hidupnya.

Baca Juga: Wanita Perlu Tahu, Ini Alasan Wanita Haid yang Berhubungan Seks Bisa Hamil

Seiring bertambahnya usia wanita, folikelnya lebih sedikit. Hal itu berarti folikel memiliki lebih sedikit peluang untuk menghasilkan telur yang sehat dan kuat untuk pembuahan. Di masa remaja, pasokannya kuat, tetapi pada akhir usia 30 dan 40 tahunan, pasokannya akan menyusut. 

Sel telur tidak terlepas dari kesuburan wanita dan proses reproduksinya. Sel telur tersebut diproduksi dalam ovarium atau indung telur. Tempat tersebut juga merupakan tempat ketika sel telur dimatangkan.

Ketika sel telur sudah siap dibuahi, maka sel tersebut akan dilepas menuju tuba falopi untuk bertemu sel sperma yang siap membuahi. Proses tersebut dinamakan ovulasi.

Baca Juga: Murah dan Tanpa Efek Samping, Cara Alami Cegah Kehamilan ketika Berhubungan Seks

Sel telur yang telah berhasil dibuahi oleh sel sperma akan menuju ke rahim dan menempel pada dinding rahim. Pada saat itulah proses kehamilan terjadi dan pertemuan sel telur dan sel sperma akan berkembang menjadi janin.

Bagi wanita yang ingin memulai sebuah keluarga perlu mempertimbangkan usia karena hal tersebut berkaitan dengan tingkat kesuburannya. Rata-rata usia melahirkan pertama kali yang baik adalah 26,6 tahun. 

Faktanya, usia yang ideal untuk wanita hamil yaitu dalam rentang 20 hingga 35 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kesuburan dan kondisi fisik wanita tersebut. Selain itu, hamil pada rentang usia tersebut juga memiliki risiko lebih rendah untuk terjadi komplikasi kehamilan.

Baca Juga: Selain Baik Bagi Ibu Hamil, Bayam Merah Juga Ampuh Mengatasi Anemia hingga Disentri

Seperti yang dilansir dalam laman Healthline, berikut tingkat kesuburan wanita berdasarkan usianya yaitu,

Usia 18 hingga 24 tahun

Pada usia ini merupakan masa baik untuk mengalami kehamilan dari sudut pandang fisik. Folikel ovarium terkuat di tubuh adalah telur yang pertama matang untuk ovulasi, jadi telur yang hasilkan di masa muda lebih cenderung berkualitas tinggi.

Dengan memiliki anak pada usia ini akan mengurangi risiko:

  • Cacat lahir
  • Masalah kromosom
  • Beberapa masalah kesuburan

Baca Juga: 7 Tips Jitu Mengatasi Kecemasan Saat Hamil, Simak Caranya

Tentu saja, meski risikonya lebih kecil untuk memiliki anak ketika berusia 18 hingga 24 tahun, bukan berarti, tidak memiliki risiko tertentu.

Peluang kesuburan ini, juga dikenal sebagai tingkat kesuburan, akan bertambah dan berkurang sepanjang hidup wanita. 

Antara usia 20 dan 30 tahunan, tingkat kesuburan alaminya yaitu sekitar 25 persen. Hal tersebut akan menurun menjadi di bawah 10 persen setelah usia 35 tahun.

Usia 25 hingga 30 tahun

Seiring bertambahnya usia, kesempatan untuk mengandung anak secara alami akan menurun. Tetapi di usia akhir 20-an, peluang wanita untuk hamil tanpa intervensi tetap stabil.

Baca Juga: 10 Buah yang Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil, Diantaranya Ialah Anggur

Faktanya, pasangan di bawah usia 30 tahun yang dinyatakan sehat dapat hamil dalam tiga bulan pertama setelah mencoba yaitu sekitar 40 hingga 60 persen, hal itu diperkiraan Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development

Setelah usia 30 tahun, peluang hamil mulai berkurang setiap tahun. Namun, tidak perlu khawatir karena tubuh wanira masih memiliki persediaan telur yang banyak untuk disediakan pada waktu yang tepat.

Akan tetapi, apabila sulit untuk hamil dan tidak berhasil setidaknya selama tiga bulan, maka berkonsultasilah dengan dokter. 

Baca Juga: Bayi Pelangi Pasca Keguguran, Harapan bagi Ibu Hamil

Usia 31 hingga 35 tahun

Di usia awal 30-an, kemungkinan wanita bisa memiliki bayi masih tinggi. Hal ini dikarenakan, masih memiliki banyak telur berkualitas tinggi untuk dibuahi, namun peluang untuk memilikinya akan mulai menurun terus pada usia ini. 

Selain itu, tingkat kesuburan juga menurun secara bertahap sampai usia 32 tahun. Pada usia 37 tahun, angka itu turun secara dramatis. Di usia 30-an, wanita memiliki setengah tingkat kesuburan dari wanita diusia awal 20-an.

Akan tetapi, bukan berarti pada usia 30 tahunan wanita tidak akan memiliki anak. Faktanya, 1 dari 5 wanita di seluruh negeri memiliki anak pertama mereka setelah usia 35 tahun, menurut national institutes of health

Baca Juga: 10 Manfaat Air Kelapa untuk Dikonsumsi Ibu Hamil

Namun, 1 dari 3 pasangan berusia 30-an akan mengalami beberapa jenis masalah kesuburan.

Usia 35 hingga 40 tahun

Tingkat kesuburan di akhir 30-an dan awal 40-an akan mengalami penurunan yang besar. Kemungkinan seorang wanita di usia akhir 30-an akan bisa hamil secara spontan.

Penelitian pada tahun 2003 mencatat bahwa 60 persen pasangan dalam rentang usia ini akan bisa hamil secara alami dalam satu tahun sejak mulai mencoba, sementara 85 persen akan bisa hamil dalam dua tahun.

Namun, pada usia ini, dapat menimbulkan risiko masalah kromosom dengan telur lebih tinggi. Risiko meningkat setiap tahun tambahan. Artinya, risiko keguguran atau kehamilan abnormal lebih tinggi.

Baca Juga: Cara Pengobatan Morning Sickness Saat Hamil Secara Alami di Rumah 

Penurunan tingkat kesuburan ini terjadi bertepatan dengan dekade kehidupan ketika lebih banyak orang mencoba untuk hamil.

Dari 2011 hingga 2016, angka kelahiran perempuan berusia 35 hingga 39 tahun naik setiap tahun, turun 1 persen pada 2017, menurut laporan centers for disease control and preventation (CDC). Untuk wanita di atas 39 tahun, angka kelahiran bahkan lebih tinggi.

Usia 41 hingga 45 ke atas

Menurut CDC, angka kelahiran untuk usia 40 hingga 44 meningkat 2 persen antara 2016 dan 2017. Jumlah kelahiran untuk perempuan 45 hingga 49 meningkat 3 persen dalam rentang waktu yang sama. 

Baca Juga: Tips Agar Persalinan Normal bagi Ibu Hamil, Berikut Caranya

Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun masih banyak wanita yang melahirkan pada usia ini, persentase keseluruhan kelahiran dari orang tua yang lebih tua masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang lebih muda. 

Hal itu karena lebih sulit hamil jika berusia di atas 40 tahun. Pada usia ini, tubuh bersiap untuk menopause. Ovarium wanita kemungkinan besar telah kehabisan folikelnya atau mendekati akhir dari suplainya. 

Dengan setiap siklus yang lewat, lebih banyak folikel yang akan hilang. Pada saat mencapai usia awal 50-an, hampir tidak ada folikel yang tersisa.

 Baca Juga: 14 Tanda Saat Hamil Bayi Laki-laki atau Perempuan

Bayi yang lahir dari orang dalam rentang usia ini juga berisiko lebih besar mengalami sejumlah cacat lahir dan komplikasi kehamilan. Keguguran dan kelainan kromosom akan meningkat secara signifikan selama periode kehidupan ini.

Usia yang lebih tua juga meningkatkan risiko komplikasi pada orang tua seperti diabetes, hipertensi, dan preeklamsia.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler