Dinkes Klungkung Harap Masyarakat Ikut Berperan Antisipasi Perkembangan Penyakit DBD dengan 3M

- 31 Maret 2023, 19:10 WIB
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klungkung, dr. Ni Made Adi Swapatni menerangkan kasus DBD perlu diwaspadai bersama.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klungkung, dr. Ni Made Adi Swapatni menerangkan kasus DBD perlu diwaspadai bersama. /Ringtimes Bali/I Gede Sarjana/

RINGTIMES BALI - Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan kasus penyakit yang mematikan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus DBD.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klungkung, dr. Ni Made Adi Swapatni menerangkan kasus DBD memang tetap ada dan perlu diwaspadai bersama.

"Kasus DBD kalau dibilang meningkat sebenarnya tidak meningkat, tetapi kasus itu tetap ada dan kita tetap mesti waspadai," terangnya saat dikonfirmasi Ringtimes Bali, Jumat, 31 Maret 2023.

"Jangan sampai masyarakat lengah karena waspada itu harus terus dilakukan apalagi disituasi saat ini," sambungnya.

Baca Juga: Perkembangan Kasus Dugaan Korupsi SPI Unud Temui Babak Baru, 10 Saksi Diperiksa

Terkait adanya kasus DBD yang merenggut nyawa bayi berumur 10 bulan, dia menjelaskan memang kemarin ada seorang bayi yang meninggal akibat DBD.

"Dilihat trombositnya saat itu tidak turun sekali, cuma gejalanya yang menurun dan sudah dilakukan penanganan serta perawatan di ICU RSUD Klungkung," jelas Swapatni.

Dia juga menyampaikan kasus gejala DBD trend-nya rata-rata 100 orang per bulan, dan tetap menjadi perhatian khusus.

Sementara terkait catatan kasus sebelumnya pada 2022 berada di bawah angka 100 per bulan dan pada tiga bulan terakhir sampai angka 100.

Baca Juga: Batal Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Asprov PSSI Bali Khawatir Sepakbola Indonesia Disanksi FIFA

"Kalau data yang ada di RSUD Klungkung memang tinggi, karena yang dirawat bukan hanya wilayah Klungkung tetapi dari Kabupaten Karangasem juga," ujar Swapatni.

Untuk antisipasi pihaknya telah mengimbau kepada Kepala Desa dengan bersurat tembusannya kepada Camat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk.

Karena penanganan penyakit menular DBD tidak hanya diserahkan kepada Dinkes saja, dalam pencegahan dibutuhkan peran serta masyarakat.

"Masyarakat dapat melakukan pencegahan dengan gotong royong untuk membersihkan lingkungan terhadap perkembangan nyamuk," ungkapnya.

Baca Juga: Akademisi Unud Sebut Pembatalan Piala Dunia FIFA U-20 Pengaruhi Pariwisata Bali

Pencegahan dapat dilakukan melalui 3M yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, serta mengubur barang bekas sebagai kembang biak nyamuk dan abatisasi.

"Karena pencegahan dan waspada merupakan langkah antisipasi penting dalam mewaspadai penyakit," ungkapnya.

Terkait gejala biasanya ditandai dengan panas yang naik turun, pusing mual-mual, ada bintik-bintik merah dan yang terpenting adanya penurunan trombosit.

"Dan jika ditemukan gejala seperti itu lakukan pemeriksaan segera ke Puskemas terdekat agar segera bisa dilakukan perawatan," tutupnya.***

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x