Kerajinan Ukiran Patung asal Gianyar Diminati Pasar Internasional, Terutama di Eropa

- 18 Februari 2023, 10:17 WIB
Ukiran patung asal Desa Petulu kecamatan Gianyar Bali.
Ukiran patung asal Desa Petulu kecamatan Gianyar Bali. /pexels/tokopedia

Tidak jarang pula para pengrajin menggunakan jenis kayu lainnya untuk membuat patung, seperti kayu panggal buaya, waru, dan jempinis. 

Baca Juga: Maknai Tumpek Klurut Sebagai Hari Kasih Sayang, Wabup Diar Kunjungi Yayasan Gurukula Bangli

Sebagian besar kayu yang digunakan dalam pembuatan kerajinan patung di Bali berasal dari pulau tersebut. Namun, tidak jarang pula kayu didatangkan dari pulau Jawa karena memiliki ukuran yang lebih besar.

“Dulu ada kayu mahoni, sono, ulin, tapi sekarang barangnya susah dan mahal juga," kata Wayan. 

Demi memastikan kualitas dan keawetan patung yang dihasilkan, pemilihan bahan kayu menjadi salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan oleh pengrajin. 

Sebagai pedoman umum, kayu yang dipilih untuk bahan ukiran patung sebaiknya memiliki umur minimal 15 tahun, karena kayu yang lebih tua cenderung lebih padat dan keras sehingga lebih tahan lama. 

Memang tidak jarang, produksi kerajinan patung dilakukan di rumah karyawan atau di unit produksi kecil, terutama untuk patung dengan ukuran kecil atau sedang. 

Baca Juga: Siapkan Vaksinasi Booster untuk Masyarakat, Wagub Bali Apresiasi BI dan BMPD

Hal ini bisa menjadi pilihan yang tepat karena memungkinkan pengrajin untuk menghemat biaya operasional dan mengoptimalkan waktu produksi. 

"Durasi tergantung patungnya apa, kalau yang gede dan ruwet lama bikinnya, kalau yang polos tujuh hari selesai. Untuk yang paling lama sampai tahunan soalnya pakai kayu kamboja yang gede dan mahatnya itu nunggu moodnya bagus, itu mahal dan lama sekali,” ujar Wayan. 

Halaman:

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x