Dengan adanya inovasi ini, ampas tahu dan kulit kakao dapat diubah menjadi tempat makanan yang ramah lingkungan dan dapat terurai.
Pengganti styrofoam dibuat secara manual dan telah melalui trial and error selama tiga bulan.
Baca Juga: Kejati Bali Tetapkan Tiga Tersangka Tindak Pidana Korupsi SPI Unud
Proses awal dimulai dengan kulit kokoa dipotong kecil-kecil dan kemudian dijemur selama kurang lebih 1 sampai 2 hari.
Setelah itu, kulit kokoa di-oven dan di-blender. Begitu pula prosesnya dengan ampas tahu.
Untuk satu buah produk pengganti styrofoam ini, diperlukan 50 gram ampas tahu dan 30 gram kulit kakao.
Baca Juga: Gelar Pendidikan Politik, NasDem Denpasar Panaskan Mesin Partai
Disebutkan proses pengumpulan bahan dilakukan selama 2 minggu dan proses pembuatan produk selama satu minggu.
Produk ini pun sudah diuji ketahanannya dan tidak pecah ketika dijatuhkan dari ketinggian 2 meter.
Terkait target ke depannya, keempat siswa SMP N 1 Denpasar ini akan memperbaiki bentuk biofoam dan menjadikannya lebih tipis.