Teknik Wolbachia Mulai Diterapkan di Bali, Dinkes Sasar Denpasar dan Buleleng

- 7 Februari 2023, 14:49 WIB
Kepala Dinkes Bali, I Nyoman Gede Anom ungkap Denpasar dan Buleleng jadi pilot project Wolbachia.
Kepala Dinkes Bali, I Nyoman Gede Anom ungkap Denpasar dan Buleleng jadi pilot project Wolbachia. /Ringtimes Bali/Ni Made Ari Rismaya Dewi

RINGTIMES BALI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mulai gencarkan sosialisasi teknik Wolbachia untuk penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2023.

Kepala Dinkes Bali, I Nyoman Gede Anom ungkap dua kabupaten/kota di Bali menjadi pilot project inovasi Wolbachia.

"Untuk Wolbachia sementara di Denpasar dan Buleleng, karena kasus tertinggi 2022 itu di sana," ungkapnya pada Rabu, 1 Februari 2023.

Adapun DBD di Kota Denpasar tercatat sebanyak 1.076 kasus selama tahun 2022. Sementara di bulan Januari 2023, sudah tercatat sebanyak 291 kasus secara kumulatif.

Baca Juga: 291 Kasus DBD Ditemukan Selama Bulan Januari, Pemkot Denpasar Terapkan Program Wolbachia

Kerja sama teknik Wolbachia di Denpasar dan Buleleng

Teknik Wolbachia di dua daerah tersebut didukung melalui kerja sama dengan World Mosquito Program (WMP) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Kerja sama dengan BMKG (dilakukan) untuk mendeteksi DBD sebulan sebelum timbul melalui cuaca dan kelembapan. Sistem kerja sama dengan BMKG itu akan kita lakukan di seluruh Bali, tapi masih dalam tahap kerja sama," jelasnya.

Pihaknya hingga saat ini tengah menggencarkan sosialisasi terkait dengan teknik Wolbachia hingga ke masyarakat.

Dengan demikian, masyarakat mulai memahami upaya penanggulangan DBD dari Dinkes Bali ini.

"Kemarin (masyarakat) ingatnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), sekarang justru menyebarkan. Jadi kita kenalkan ke masyarakat agar masyarakat memahami bahwa ini bukan nyamuk berbahaya," jelasnya.

Baca Juga: Jadwal dan Harga Tiket Kapal Rute Lombok - Banyuwangi Terbaru 8-12 Februari 2023

Wolbachia adalah salah satu bakteri alami yang hidup atau terdapat pada hampir 60 persen jenis serangga, seperti kupu-kupu, lalat buah, capung, kumbang, dan sebagian nyamuk yang menggigit manusia.

Bakteri ini kemudian diambil dari serangga dan dimasukkan ke dalam nyamuk Aedes Aegypti.

Setelahnya, nyamuk yang mengandung Wolbachia akan disebar dan berkembang biak secara alami, sekaligus menghambat virus Dengue yang menyebabkan DBD.

"Untuk bukti (efektivitas) baru di Yogyakarta. (Teknik wolbachia) menurunkan 78 persen angka DBD," kata Anom.

Baca Juga: Pembangunan Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi Tahap 1 Dimulai, Menteri Basuki Letakkan Batu Pertama

Lebih lanjut, pihaknya akan tetap menerapkan penanggulangan DBD secara konvensional di daerah-daerah lainnya yang belum menggunakan teknik Wolbachia.

Di antaranya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menggunakan 3M Plus, hingga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).***

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x