Momen itu juga bertepatan dengan diadakanya Odalan/ Hari dimana masyarakat Kerobokan melakukan persembahyangan di Pura Desa dan Pura Puseh.
Sehingga, momen ini menyita banyak perhatian masyarakat karena menjadi sebuah tontonan yang menarik karena selain festival, masyarakat juga bisa melihat tradisi Mepeed atau iring-iringan masyarakat Kerobokan yang membawa sesajen atau Gebogan.
Baca Juga: Okupansi Hotel di Denpasar Alami Peningkatan Imbas Nataru 2023
Festival Ngerobok tahun ini menjadi festival yang kedua kalinya, setelah setahun sebelumnya sukses di gelar.
Panitia dan dibantu oleh bendesa adat Kerobokan A.A. Putu Sutarja, SH.,MH beserta para sponsor telah menyiapkan dan mengurus seluruh kegiatan dari Festival ini.
Mulai dari bantuan dana yang sudah di bagikan ke masing-masing Seka Teruna Teruni (STT) di 52 Banjar se-Desa Adat Kerobokan.
Baca Juga: 230 Bintara Gelombang II 2022 Ikuti Upacara Pembinaan, Kapolda Bali: Harus Siap Bertugas
Ngerobok merupakan kombinasi dari dua hal, yaitu Ritual dan Entertain/Hiburan. Kegiatan ini murni berasal dari kepanitian sendiri tanpa bantuan dari pemerintah.
Setelah berhasil digelar, Festival Ngerobok menyita banyak perhatian publik. Bahkan menurut panitia, pihaknya telah mendapat kontak dari Dirjen Kemenparekraf untuk membicarakan tentang kerjasama.
“Iya kemarin sempat dapat telpon dari salah satu pihak dari dirjen kemenparekraf untuk diajak kerjasama” kata Yoga.