RINGTIMES BALI – Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-77, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Dharma Wanita Persatuan Kota Denpasar menggelar kegiatan pelepasan 150 Tukik jenis Lekang di Pantai Biaung, Denpasar.
Diiringi deru suara ombak Pantai Biaung, tukik-tukik yang dilepas oleh Tim Penggerak PKK dan Dharma Wanita Persatuan Kota Denpasar berlomba menuju ke laut untuk memulai kehidupan baru.
Tukik-tukik yang dilepas di Pantai Biaung itu merupakan hasil penetasan telur Penyu Lekang yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sari Segara Kesiman Kertalangu.
Baca Juga: Sambut HUT RI ke 77, Menag Ajak Masyarakat Indonesia Isi Kemerdekaan dengan Kerja dan Cinta
Kelompok tersebut memang diketahui giat melakukan upaya konservasi Penyu.
"Seperti yang kita ketahui, penyu ini merupakan hewan langka,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Antari Jaya Negara.
“Jika tidak kita lestarikan, maka keberadaannya tentu lambat laun akan menjadi terancam," tambahnya.
Ia pun mengatakan pihaknya senang bisa turut andil dalam upaya pelestarian hewan yang dilindungi Undang-undang ini.
Ia menyebut, upaya penangkaran telur Penyu merupakan upaya yang harus terus dilakukan agar penyu bisa terus ada.
Wanita yang merupakan istri dari Wali Kota Denpasar itu, turut mengajak masyarakat untuk mendukung upaya pelestarian Penyu.
Sementara, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Denpasar, Ida Ayu Widnyani Wiradana, mengatakan bahwa upaya pelestarian penyu membutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.
Ia berharap, melalui momen perayaan HUT RI ini, semangat perjuangan para pahlawan terdahulu juga bisa diteladani oleh seluruh lapisan masyarakat.
Salah satunya adalah semangat untuk terus berjuang bersama sama dalam melestarikan Penyu.
Baca Juga: Veteran asal Ubud Jadi Tamu Kehormatan dalam Parade Seni HUT Kemerdekaan RI ke-77 di Gianyar
Sedangkan, Ketua KUB Sari Segara, Made Bagus Mahayana, mengungkapkan bahwa upaya kelompoknya dalam melakukan konservasi Penyu saat ini sudah memasuki tahun ketiga.
KUB Sari Segara diketahui mengerahkan tim relawan untuk mencari telur Penyu di pantai, kemudian menetaskan telur-telur tersebut, sampai akhirnya bisa melepaskan Tukik ke habitat aslinya.
Made Bagus Mahayana menjelaskan siklus para Penyu ini yang dimana mereka akan naik ke daratan untuk bertelur selama periode bulan Februari hingga Agustus.
Maka setiap malam, tim KUB akan bergantian menyisir pantai untuk mencari telur-telur Penyu yang kemudian ditangkar hingga menetas dan menjadi Tukik.
Melalui seluruh kegiatannya, KUB Sari Segara berusaha mengedukasi masyarakat untuk mendukung upaya pelestarian Penyu.
Di antaranya dengan tidak mengambil telur Penyu dan tidak mengganggu saat Penyu bertelur di malam hari dengan cahaya flash atau sinar lampu.
Itu dikatakan sudah merupakan langkah nyata yang bisa masyarakat lakukan.***