Kemudian komunitas Belanda mempersembahkan Gamelan Swara Shanti, Taiwan Gamelan Gita Lestari, Spanyol Gamelan Barasvara, Prancis Gamelan Puspa Warna, Belgia pertunjukan Saling Asah, dan China menghadirkan Jingdezhen Ceramic Institute.
Karena banyaknya keterbatasan maka agenda yang dibalut dalam Perayaan Kebudayaan Dunia tersebut diselenggarakan secara luring dan daring.
"Ada 1 agenda yang luring selain itu daring karena tidak mungkin kita menghadirkan semua partisipan karena kondisi masih seperti ini," tutur Prof Arya dalam sesi konferensi pers.
"Secara virtual kita pasang layar nonton bersama di Taman Budaya," sambungnya.
Baca Juga: Warga Desa Adat Intaran Surati DPRD Bali, Tegas Tolak Pembangunan LNG
Ia berharap agenda seni yang melibatkan seniman lintas negara ini dapat terselenggara secara langsung sepenuhnya di tahun depan.
Perayaan Kebudayaan Dunia kali ini mengangkat tema turunan dari PKB 2022, yaitu Danu Kerthi: Resilience and Harmony (Kebertahanan dan Harmoni).
Bertujuan untuk memperkuat posisi strategis kesenian dan kebudayaan Bali yang turut mewarnai dan membangun nilai-nilai kesatuan, harmoni, dan perdamaian antar bangsa di dunia melalui pertunjukan.
Lewat kerjasama seni antar Indonesia dan negara-negara dunia ini, Kadisbud Bali berharap dapat mendorong konektivitas dan ruang kolaborasi sesama seniman dan pegiat kreatif lintas negara.***