Mengenal Megibung, Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Karangasem Bali

- 28 Maret 2022, 11:24 WIB
Mengenal Megibung, Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Karangasem Bali.
Mengenal Megibung, Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Karangasem Bali. /Tangkapan layar Youtube.com/Gungde Yoga Bali

Gibungan adalah sedepok nasi yang beralaskan daun pisang dan ditaruh dalam dulang terbuat dari kayu. Kemudian terdapat karangan yaitu lauk pauk yang terdiri dari lawar daging, lawar sayur, sate, komoh, urutan, maros, dan sebagainya.

Dengan adanya Sela atau kelompok tersebut akan memudahkan dalam menghitung prajurit yang berkurang karena meninggal atau sedang dalam perawatan akibat perang.

Baca Juga: Sebutkan Gas-gas Pemicu Terjadinya Pemanasan Global, Kunci Jawaban IPA Kelas 7 Halaman 81,82

Selain itu, dalam Megibung juga memiliki aturan tersendiri seperti lauk-pauk yang dituangkan secara bertahap di atas nasi. Biasanya diawali dengan menuangkan lawar sayur, komoh, kemudian sate, dan seterusnya.

Para peserta Megibung memakan santapan dengan cara mengambil nasi dan lauk-pauk yang sudah dituang secara bertahap lalu dikepal terlebih dahulu baru kemudian disantap.

Sisa makanan yang masuk ke mulut atau tersisa di kepalan tangan tidak boleh tercecer ke atas gibungan, melainkan harus dibuang di atas daun pisang atau kertas yang sudah disiapkan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Tema 9 Kelas 4 SD MI Halaman 23 Subtema 1, Temukan Ide Pokok dan Kalimat Pendukung

Anggota Sela dilarang banyak bicara, batuk, bersin, serta meludah sembarangan. Untuk minum disediakan kendi yang terbuat dari tanah liat yang berisi air putih. Cara meminumnya dengan dituang atau diteguk dari ujung tanpa mengenai kendi.

Jika satu Sela sudah selesai menyantap hidangan, maka mereka tidak boleh bubar terlebih dahulu, melainkan harus menunggu Sela yang lain selesai. Biasanya ketika sudah selesai, mereka akan bertanya apakah yang lain sudah selesai. Jika sudah selesai, maka Sela boleh membubarkan diri. 

Nah itulah sekilas tentang tradisi Megibung yang ada di Karangasem dan Lombok. Tradisi ini bukan hanya dilakukan oleh umat Hindu melainkan juga umat muslim, sebagian masih melakukan tradisi tersebut saat hajatan tertentu dengan lauk daging yang halal.

Halaman:

Editor: Rian Ade Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x