Network
RINGTIMES BALI – Penambahan kasus harian Covid-29 di Bali selama PPKM Darurat Jawa- Bali mengalami peningkatan.
Tercatat dari 3 Juli 2021 lalu, Ketika dimulainya PPKM Darurat hingga Sabtu 17 Juli 2021 sudah mengalami peningkatan dan delapan kali pecah rekor dari sebelumnya.
Dilansir dari laman infocorona.baliprov.go.id, dimulai dari 8 Juli sebanyak 577 kasus, kemudian mengalami penambahan sebanyak 674 kasus dan pada 10 Juli 2021 sebanyak 678 kasus orang yang positif Covid-19.
Baca Juga: PPKM Darurat Jawa-Bali, Bupati Tabanan Sebut 3 Bansos Cair di Bulan Juli
Kemudian selama 5 hari kedepannya yaitu pada tanggal 13 Juli mencapai 723 kasus, 14 Juli sebanyak 791 kasus, 15 Juli sebanyak 843 kasus, 16 Juli sebanyak 885 kasus dan 17 Juli sebanyak 1.019 kasus orang yang poitif Covid-19.
Sementara untuk kematian tercatat dua kali menembus rekor pada saat pelaksanaan PPKM Darurat Jawa-Bali. Sebanyak 22 orang meninggal pada 13 Juli dan 23 orag lainnya pada 17 Juli 2021.
Sementara untuk jumlah komulatifnya mencapai 60.235 orang yang sudah positif Covid-19. Untuk pasien sembuh mencapai 51.834 orang.
Baca Juga: 3 Promo Restoran Cepat Saji Indonesia Selama PPKM Darurat Jawa-Bali, Ada HokBen hingga Yoshinoya
Kemudian untuk korban yang meninggal dunia sebanyak 1.749 orang dengan rincian 1.743 WNI dan 6 WNA.
Lalu untuk jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat atau yang menjalani karantina selama PPKM Darurat 6.652 yang dikarantina di Bapelkesmas, UPT Nyitdah, Wisma Bima dan BPK Pering.
Menurut Menteri Koordinator PPKM Darurat wilayah Jawa-Bali, Luhut Binsar Padjaitan menuturkan bahwa dalam dua hingga tiga hari ke depan Bali akan mengalami penurunan terkait kasus Covid-19.
Baca Juga: Perpanjangan PPKM Darurat Segera Diumumkan, Polres Badung Bagikan Sembako
Namun, Luhut tetap optimis jika dalam waktu 1 minggu ke depan tambahan kasus di Bali akan menurun secara signifikan.
Kemudian, ia menambahkan bahwa sekarang tengah dilakukan evaluasi PPKM Darurat terkait diperlukan perpanjangan atau tidak.
Setidaknya ada dua indicator yang digunakan yaitu jumlah penambahan Covid-19 dan ketersediaan bed occupancy rate yang mencukupi.***
