Akademisi Unud Sebut Pembatalan Piala Dunia FIFA U-20 Pengaruhi Pariwisata Bali

31 Maret 2023, 15:10 WIB
Indonesia resmi batal menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20. Hal itu dinilai akan berdampak bagi pariwisata Bali. /Kemenpora/

RINGTIMES BALI - Dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 membawa dampak bagi pariwisata, khususnya di Bali yang sebelumnya direncanakan sebagai salah satu lokasi pertandingan.

Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana (Unud) sekaligus Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) wilayah Bali, Prof Dr Drs I Putu Anom B.Sc M.Par.

"Dari segi pariwisata, devisa kita, bayangkan dari 24 general kontingen beserta supporter dan orang luar negeri banyak yang nonton walau bukan dari negara tersebut. (Mereka) menginap di hotel dan segala macam, puluhan triliun bisa Indonesia rugi," ujarnya pada Kamis, 30 Maret 2023.

Baca Juga: Dua Tahun Sembunyi, Buronan Interpol Asal Belarusia Tinggal di Tabanan dan Berasil Diringkus Petugas

Indonesia batal sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 berdampak bagi pariwisata Bali

Sebagai contoh, satu orang kontingen mengeluarkan uang Rp50 juta di Bali selama drawing untuk akomodasi, makan, dan transport. Maka dengan adanya 300-an kontingen yang datang, Indonesia bisa menerima pendapatan miliaran hanya dalam tiga hari.

Dengan demikian, terselenggaranyanya Piala Dunia FIFA U-20 dapat memberikan dampak positif terhadap jumlah kunjungan dan pendapatan di Bali.

Kerugian juga datang dari pengeluaran negara untuk merenovasi dan memperbaiki venue yang semestinya digunakan dalam gelaran Piala Dunia FIFA U-20.

Baca Juga: Gangguan Sistem Imigrasi Menyerang Pos Pemeriksaan Singapura

Dengan demikian, kondisi ini tak sejalan dengan keadaan bali yang baru mulai bangkit dari masa pandemi COVID-19.

Padahal menurutnya Bali baru mempromosikan lagi pariwisatanya dengan digelarnya G20 maupun event internasional lainnya.

"Kita mengharapkan banyak event-event di bali, sehingga membangkitkan pariwisata bali, ekonomi bali, dan termasuk aset daerah lain kuga. Jadi ini sudah rugi kita karena ke depan kita harus ulang promosi," kata Anom.

Diharapkan juga pemerintah pusat memberikan respon untuk menunjukkan citra keamanan Bali dan menjamin keamanan serta kenyamanan pariwisata Bali.***

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Tags

Terkini

Terpopuler