GUPBI Harapkan Kolaborasi Peternak di Bali dan NTT

26 Februari 2023, 21:55 WIB
GUPBI Harapkan Kolaborasi Peternak di Bali dan NTT. /Laurensius Adrian Putra Segu/Ringtimes Bali

RINGTIMES BALI - Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Provinsi Bali, Ketut Hari Suyasa berharap ada kolaborasi yang baik antara para peternak babi di Bali dengan peternak di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Apalagi dua wilayah tersebut memiliki karakter yang hampir sama terkait peternakan, terutama dalam hal pertukaran pengetahuan hingga peluang usaha.

Menurutnya usaha peternakan babi adalah primadona bagi peternak di Bali. Karena menjadi penopang ekonomi masyarakat. Selain itu menjadi bagian yang tidak terpisah dari kehidupan sosial masyarakatnya, begitu pun juga bagi masyarakat NTT.

Baca Juga: MRT Fase 3A Rute Cikarang - Balaraja Dideklarasikan, Target Selesai 2029, Efektif Mengurangi Macet?

"Bahkan ada peluang untuk GUPBI bisa hadir di NTT. Dengan adanya organisasi seperti ini maka perjuangan peternak bisa tersampaikan lewat satu pintu," ujar Hari Suyasa saat diskusi dengan tema ‘Ternak Babi Penopang Ekonomi Bali’ di Warung Pica, Sudirman, Denpasar, Sabtu 25 Februari 2023.

Dalam diskusi yang digelar sejumlah wartawan berbagai media di Denpasar yang tergabung dalam Perhimpunan Jurnalis Nusa Tenggara Timur (Pena NTT) ini, disoroti pula permasalahan sistem kemitraan inti plasma.

Menurut Hari Suyasa kemitraan inti plasma menimbulkan praktek yang tidak sinkron dan cenderung menjadi praktek monopoli.

Baca Juga: Bentuk Apresiasi Ketua WHDI Bangli Serahkan Bingkisan Kepada Pemangku Dan Srati

Contohnya pabrik atau distributor pakan ternak yang seharusnya bermitra dengan petani pemasok bahan baku, malah realitasnya bermitra dengan peternak khususnya babi.

“Ada yang salah dalam pola kemitraan tersebut. Seharusnya dia bermitra dengan petani penghasil bahan baku seperti jagung atau kedelai," tutur Hari Suyasa.

Lebih lanjut dia memuji peternak di Bali cepat tanggap dan cerdas menangani PMK sehingga tidak cepat menyebar.

Baca Juga: Perkelahian Brutal Diduga Pelajar di Buleleng Berujung Damai

Apalagi pada tahun 2019 lalu, menyeruak Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang menghantam peternak, selain itu ada virus flu babi African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian hebat bagi ternak babi di Bali.

"Beruntung peternak kita sudah cerdas tangani PMK sehingga tidak menyebar, dan sejak tahun 2021 kita sudah mulai bangkit,” imbuh Suyasa yang juga bakal calon Anggota DPD RI dapil Bali.

Dalam diskusi turut hadir perwakilan peternak dari kelompok tani dan ternak Panca Sejati, Desa Luwus, Kabupaten Tabanan, Wayan Artana.

Baca Juga: Industri Motor Listrik Indonesia Diharapkan Unggul dan Dominasi Pasar Global

Dia mengatakan memang sebelumnya peternak sempat kolaps akibat penyakit yang malanda, lalu diperparah daya serap pasar yang turun akibat hantaman pandemi covid-19 lalu.

"Untuk menyiasati hal itu peternak khususnya di kelompok Panca Sejati melakukan terobosan pembuatan pakan fermentasi," ungkap Artana.

Menurutnya terobosan pakan fermentasi ini telah berjalanan hampir dua tahun, dan kini peternak bisa merasakan manfaatnya melalui penurunan Harga Pokok Produksi (HPP).

Baca Juga: Hebat! KPP Fasilitasi Pengolahan Sisik Ikan yang Ekspor Ke Jepang dan India

"Pasalnya pakan fermentasi berhasil melepaskan peternak dari jerat ketergantungan pada pakan pabrik, sebab pakan fermentasi menggunakan sumber daya local sebagai bahan baku," jelasnya.

Di sisi lain dengan fermentasi juga menghasilkan pakan kualitas lebih baik serta menghilangkan aroma tidak sedap kandang akibat polusi kotoran.

“Kami di Desa Luwus baru kembangkan pakan fermentasi. Dalam dua kali panen ini kami jadi merasakan lebih ringan biaya beternak, sebab bisa turunkan HPP sampai 60 persen,” terang Artana.

Baca Juga: Denpasar Terima Kuota 2.194 PPPK Tahun 2023, BKPSDM: Kita Akan Usulkan Jadi Formasi ke KemenPAN-RB

Selain itu dalam diskusi selama kurang lebih dua jam tersebut, dibahas berbagai macam isu persoalan dan peluang yang dapat dijajaki, hingga tantangan dalam tata niaga babi khususnya perdagangan antar pulau.***

Cek berita seputar lokal Bali lainnya di Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.***

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler