RINGTIMES BALI - Ketua Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Bali, I Gede Suardita ungkap tren penjualan villa di Bali akan mengalami peningkatan di tahun 2023.
Disebutkan tren penjualan villa di Bali telah mengalami peningkatan pasca pandemi COVID-19 dengan persentase kurang lebih 20 hingga 30 persen.
"Setelah COVID-19 dari 2021 sampai 2022 cenderung mengalami tren penjualan. Kalau saya lihat tren (tahun 2023) ini akan naik," ujarnya pada Selasa, 21 Februari 2023.
Baca Juga: Gubernur Bali Hibahkan Tanah ke Desa Adat di Kota Denpasar: Lebih Produktif Jadi Aset
Bahkan anggota DPD REI yang berjumlah 70-an orang bisa menjual 100 unit villa di tahun 2022. Sementara di tahun 2021 masih berada di bawah 100 unit.
Villa yang terjual berada di kisaran harga Rp1,5 miliar hingga Rp5 miliar yang tersebar di kawasan Jimbaran, Canggu, dan Ubud.
Fenomena peningkatan penjualan villa di Bali terjadi karena keunikan pasar villa.
"Ada banyak faktor (peningkatan penjualan). Salah satunya karena Bali selain destinasi pariwisata, juga destinasi untuk orang berinvestasi yang dalam hal ini properti," jelasnya.
Baca Juga: Tiga TPST di Denpasar Mulai Beroperasi Maret 2023, Akhiri Tumpukan Sampah di TPA Suwung
Dari segi teori, menurutnya bisnis jual beli villa lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan bisnis hotel.
Hal ini dikarenakan spesifikasi villa yang sama dengan perumahan residensial.
Hanya saja kualitas bahannya yang di atas rata-rata dan spot view yang ditawarkan di Bali.
Terlebih modal dan waktu pembuatannya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bisnis hotel.
Baca Juga: 244 Kendaraan Bermotor Terjaring Tilang ETLE di Denpasar
"Cuma kembali lagi, orang bikin villa untung-untungan dan tidak semua developer yang berhasil bikin villa. Kembali lagi ke spesialis masing-masing," tutupnya.***
Cek berita Seputar Bali lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.