Politik Gempa: Akankah Karir Politik Erdogan Tergelincir?

17 Februari 2023, 08:36 WIB
Erdogan dan gempa Turki, apakah ini akhir dari karir politik Erdogan? /Abdul Munim/Adem Altan/AFP/Getty Images

RINGTIMES BALI - Gempa 7,8 SR yang menerpa Turki, Suriah, Lebanon, Siprus, dan negara-negara lain pada 6 Februari, tentu menimbulkan pemikiran lain. Turki lebih menderita, apakah Erdogan tergoyahkan? 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan gempa bumi pekan lalu sebagai bencana paling mematikan sejak berdirinya negara tersebut seabad yang lalu.

Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan berkuasa setelah gempa bumi tahun 1999 yang menewaskan lebih dari 17.000 orang dan membuat banyak orang mengungsi.

Pemerintahan baru ini menjanjikan perubahan total, menjanjikan bahwa Turki akan kuat dan siap menghadapi gempa berikutnya. Akan tetapi, hal ini masih jauh dari yang dibayangkan.

Baca Juga: PBB Sumbang 1 Milyar USD untuk Pemulihan Turki

Bencana gempa besar minggu lalu memperlihatkan runtuhnya kemampuan respon Pemerintah terhadap peristiwa alam sebesar ini.

Opini publik berkembang liar dan banyak suara kontra pemerintah. Menginga semua suara yang terpendam, ada saatnya keluar jadi satu suara besar yang berkekuatan tetap.

Oposisi sibuk menciptakan opini dan pemikiran untuk menyerang Pemerintah saat ini, Erdogan terutama. Suara kontra negatif diarahkan ke Erdogan dan sepertinya semakin besar tekanan ke Erdogan.

Dengan kecanggihan media sosial, semua pertentangan, suara ambigu, kontra negatif, dan aliran berat semuanya tersebar. Lama-lama dipahami jadi satu paket ilmu baru. 

Baca Juga: Kemenhan RI Terus Kirimkan Bantuan ke Turki

Sayangnya, ilmu baru ini menyerang karakter dan kepribadian satu orang. Karakter ini diserang bertubi-tubi maupun dia dalam posisi benar, atau lebih berat ketika dia melakukan kesalahan fatal.

Dibutuhkan kekuatan mental dari karakter yang akan diserang. Mental kokoh, meyakinkan orang-orang disekitarnya bahwa saya kuat, saya banyak ide, saya militan, dan saya siap menyelesaikan planning saya.

Apakah Erdogan memiliki karakter kokoh ini? Bisa disaksikan setelah pemulihan total akibat gempa ini. Masyarakat tahu soal pemulihan gempa, merasakan suasana pemulihan dalam waktu 3 bulan, akan mendukung Erdogan sepenuh hati. 

Dengan puluhan ribu korban tewas dan jutaan lainnya terluka, kehilangan tempat tinggal atau kekurangan fasilitas dasar.

Baca Juga: UPDATE PBB : Sebelas Truk Membawa Bantuan Kemanusiaan Lewati Turki ke Suriah Barat Laut

Ditambah dengan kemungkinan kerugian sebesar 1 persen dari PDB negara tersebut di masa krisis ekonomi, bencana ini terbukti menjadi bencana terburuk yang pernah dialami Turki dalam sejarah perjalanannya.

Dengan pemilihan umum yang akan berlangsung pada bulan Mei, dan mengenai nasib masa depan Turki, akan dianalisa oleh analis politik Turki, Taha Ouda Oglo.

"Ada alasan mengapa orang-orang di wilayah dilanda gempa ini memilih AKP. Selain populasi etnis Turki yang besar, wilayah ini juga merupakan rumah bagi banyak orang Kurdi," katanya

"Populasi Kurdi disini cenderung memiliki pandangan yang lebih konservatif dibandingkan orang Kurdi di tempat lain," sambungnya.

Baca Juga: Korban Gempa Turki Selamat Setelah Berhasil Dievakuasi di Provinsi Antakya

"Hal ini telah membantu mempertahankan dukungan untuk partai bahkan ketika ketegangan meningkat antara pemerintah dan komunitas Kurdi. Erdogan dan pejabat pemerintah lainnya telah melakukan banyak perjalanan ke daerah tersebut menjelang pemilu," ujar Taha. 

"Banyak demonstrasi pro AKP diadakan di sana sebelum gempa bumi karena wilayah ini secara historis merupakan lumbung suara yang besar bagi partai yang berkuasa," tambahnya,

Taha menceritakan, meskipun demikian, situasi telah berubah secara dramatis sejak gempa bumi karena kemarahan dan keputusasaan mencengkeram wilayah tersebut. Saat ini, mendukung AKP adalah hal yang paling tidak menjadi perhatian masyarakat.

Baca Juga: Gempa Turki-Suriah: Truk Bantuan PBB Lintasi Bab Al-Salam

"Erdogan dan pemerintahannya diuntungkan oleh citra positif yang luas sebelum gempa karena beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan perekonomian. Hal ini membuat Erdogan cukup percaya diri untuk mengupayakan pemilihan umum lebih awal pada bulan Mei," ujar Taha.

AKP berharap dapat memanfaatkan kemajuan ekonomi untuk memastikan terpilihnya kembali. Namun, setelah bencana yang tak terduga ini, semua taruhan dibatalkan.

Ia juga menyampaikan bahwa orang-orang di daerah yang dilanda gempa sekarang marah. Mereka merasa bahwa anggaran telah digunakan untuk merombak infrastruktur Istanbul dan membuatnya tahan gempa.

Baca Juga: Update Gempa Turki-Suriah: Warga di Barat Laut Suriah Kecewa Dengan PBB

"Namun tidak ada yang dialokasikan untuk daerah-daerah yang terkena bencana seperti Doyarbakir, Gaziantep, Kahramanmaraş, dan lainnya,"  kata Taha.

Ia menjelaskan bahwa hal itu bukan hanya gempa bumi; ini juga gempa politik. Pihak oposisi pasti akan menggunakan ini sebagai amunisi untuk melawan pemerintah.

Di sisi lain, pihak berwenang sekarang berpacu dengan waktu untuk melakukan hal yang terbaik yang mereka bisa menjelang pemilu untuk memastikan kelangsungan hidup politik mereka.

Ada pembicaraan tentang rencana penundaan pemilu hingga bulan Juni, atau bahkan lebih lama lagi jika pemerintah tidak dapat mengatasi situasi ini.

Baca Juga: Indonesia Kirim Misi Kemanusiaan ke Salah Satu Provinsi di Turki

"Kami tidak tahu, masih terlalu dini untuk mengatakannya. Yang pasti, pemerintah berada dalam posisi yang sangat sulit, bukan hanya karena gempa bumi dan tragedi kemanusiaan yang terjadi, namun juga karena elektabilitasnya," Taha memperjelas.

"Kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas dalam beberapa minggu ke depan, ketika cakupan penuh dari bencana ini menjadi jelas. Namun saat ini, masyarakat marah dan sedih, dan tidak ada yang mau memikirkan implikasi politiknya," tutupnya.***

Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha

Tags

Terkini

Terpopuler