Pameran IKM Bali Bangkit ke-VI 2022 Ditutup, Raup Omset Rp2 Miliar Lebih

12 Agustus 2022, 08:24 WIB
Penutupan IKM Bali Bangkit ke-VI 2022. /Humas Pemprov Bali

RINGTIMES BALI – Penutupan pameran IKM Bali Bangkit ke-VI 2022 berlanngsung meriah dengan adanya fashion show dari Perangkat Daerah Provinsi Bali yaitu Bappeda Provinsi Bali dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dekranasda, Putri Koster, menyampaikan saat ini omset tenant IKM Bali Bangkit telah mencapai lebih dari 2 milyar 719 juta rupiah.

Ini merupakan rata-rata pendapatan selama Covid-19 pada IKM Bali Bangkit.

Wanita yang kerap disapa Bunda Putri inipun menyampaikan, bahwa pameran IKM Bali Bangkit dibuat melihat dampak dahsyatnya Covid-19 kepada IKM lokal Bali.

Baca Juga: Listyo Sigit Takziah ke Rumah Duka Habib Zen Bin Umar, 'Beliau Saya Anggap Ayah Sendiri'

Kegiatan ini pun dimulai dengan arahan Gubernur Bali, agar ASN dapat membeli kain endek lokal Bali di IKM Bali Bangkit.

Hal tersebut mengingat, hanya ASN saja yang tidak terdampak pandemi saat itu.

Sehingga dengan adanya surat edaran dari Gubernur Bali yang mengharuskan ASN dan instansi vertikal setiap hari Selasa untuk menggunakan kain tenun endek Bali, menjadi sangat membantu bangkitnya IKM di Provinsi Bali.

“Astungkara alam memberikan kekuatan untuk IKM Bali untuk bangkit, dengan omset mencapai 2 milyar per bulan. Pada tahun 2021 kami mencapai omset 20 Milyar dari 10 kali penjualan sehingga rata-rata omset per penjualan mencapai 2 milyar rupiah,” ujar Putri Koster dikutip dari Humas Pemprov Bali.

Baca Juga: Sekda Badung Serahkan Kursi Roda Bagi Penyandang Disabilitas di Punggul, Abiansemal

“Dan di tahun 2022 pada Pesta Kesenian Bali hanya untuk kerajinan tenun endek dan sejenisnya omzetnya mencapai 10 milyar,” tambahnya.

Para tenant pun menyampaikan bahwa pada saat pandemi omset mereka meningkat lebih baik berkat adanya IKM Bali Bangkit.

Para tenant dapat menggaet kembali pengrajin tenun untuk berkarya melestarikan kain tenun endek lokal Bali.

Bunda Putri mempercayai bahwa hanya dengan kemauan yang kuat serta tidak menyesali keadaan IKM Bali dapat bangkit kembali.

Baca Juga: Kapolres Tabanan Dampingi Wagub dan Wakapolda Bali Ziarah di TMP Tabanan

Ia menegaskan bahwa tugas IKM kini adalah tetap melestarikan warisan leluhur.

Bunda Putri juga menambahkan, bahwa Indonesia membutuhkan satu sentra penjualan untuk tenun-tenun tradisional di seluruh Indonesia.

Sehingga di daerah hanya perlu melakukan proses tenun saja dan hilirnya adalah tinggal mengirim ke pusat penjualannya.  Itulah yang menurutnya bisa embuat para pengrajin tetap lestari.

Bunda Putri memberi contoh seperti di daerah Bali Aga, yaitu Tenganan yang terkenal dengan kain tenun Tenganan Pegringsingan.

Baca Juga: Vaksinasi Anak 6 Tahun di Sibanggede Abiansemal, Upaya Cegah Kasus Positif Covid-19 pada Balita

Ada 3 kain tenun yang disebut paling langka di dunia, yakni dimiliki oleh Jepang, India dan Indonesia yang tepatnya berada di daerah Tenganan.

Tenun tenganan adalah jenis tenun double ikat yang sangat rumit.

Double ikat antara benang vertikal dan benang horizontal dibuat motif lalu ketika ditenun bertemu dalam suatu titik sehingga membentuk motif yang diinginkan.

Penduduk Tenganan sendiri amat menjaga warisan Tenun Gringsing mereka dengan sangat ketat dan telah memiliki indikasi geografis.

Sehingga menurut aturan yang berlaku, Tenun Gringsing tidak boleh ditenun di luar daerahnya.

Bunda Putri pun menegarkan agar seluruh pihak turut menjaga kemuliaan Tenun Gringsing ini karena motif-motifnya mengandung filosofi yang luar biasa sehingga jika dipotong-potong menjadi tas, sepatu akan menghilangkan maknanya.

Baca Juga: Jembrana Ekspor Kakao Fermentasi ke Jepang

Untuk Bunda Putri mengimbau jika ingin memakainya, agar dipakai selalu utuh. Misal dikalungkan di leher atau diikatkan di pinggang.

Ia menambahkan masyarakat Tenganan sangat menjaga kelestarian tenunnya dengan memasukkan aturan mengenai kain gringsing ke dalam aturan adat yang mana aturan adatnya setiap warga tenganan dalam melakukan upacara suci harus menggunakan kain gringsing.

Gringsing sendiri berasal dari kata, gering yang berarti sakit, dan sing berarti tidak.

Jadi, dengan memakai kain Gringsing membawa harapan agar pemakainya bisa sehat selalu dan dapat melaksanakan swadharma dengan baik.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Tags

Terkini

Terpopuler