Walikota Denpasar Jaya Negara Nyangging Massal di Desa Adat Pedungan

26 Juli 2022, 20:42 WIB
Walikota Denpasar Jaya Negara nyangging massal di Desa Adat Pedungan pada Selasa, 26 Juli 2022 /Dok. Humas Pemkot Denpasar

RINGTIMES BALI - Bertepatan Anggara Pon Merakih pada Selasa, 26 Juli 2022,  Desa Adat Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan bersinergi dengan LPD Desa Adat Pedungan menggelar upacara Maligia Punggel dan Mepandes massal di Balai Adat Pura Dalem Penataran Anyar Pedungan. 

Sejak pagi ratusan warga sudah memadati areal Bale Peyadnyan untuk mengikuti prosesi upacara Mepandes massal, yang mana dari prosesi upacara Mepandes massal ini ada yang menarik perhatian masyarakat.

Ada 20 Sangging yang akan bertugas Menatah (mengasah gigi para peserta) salah satunya yaitu Walikota Denpasar IGN Jaya Negara yang berkesempatan menjadi sangging.

Baca Juga: Wawali Arya Wibawa Hadiri Bali International Choir Festival ke-11 yang Digelar BNN RI

Anggota DPR RI Komisi XI I Gusti Agung Rai Wirajaya, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Sekda Kota Denpasar, IB. Alit Wiradana, dan tokoh setempat juga turut menghadiri kegiatan upacara tersebut.

Disela-sela upacara tersebut, Jaya Negara menjelaskan upacara potong gigi di Bali merupakan bagian dari upacara Manusa Yadnya.

Ia mengatakan, upacara ini merupakan konsep siklus hidup dari bayi di dalam kandungan, lahir, hingga perkawinan.

Baca Juga: Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya Resmi Buka TMMD ke-114 Kodim 1619

Manusa Yadnya merupakan bhakti dalam memanusiakan manusia, dimana upacara potong gigi di Bali dilakukan bukan tanpa makna.

Potong gigi bermakna menemukan hakikat manusia dan terlepas dari Sad Ripu, yaitu enam jenis musuh manusia yang timbul akibat perbuatan yang tidak baik.

Mepandes atau Metatah ini dilakukan sebagai doa dan ritual untuk membangkitkan kekuatan spiritual dalam melawan ke enam musuh tersebut.

Baca Juga: Terdakwa Eka Wiryastuti Sebut Tak Pernah Mengurus DID Tabanan: Ada Konspirasi atau Pihak Ketiga

Jaya Negara juga menyampaikan bahwa Mepandes merupakan wujud bhakti kepada Tuhan. Meski di tengah pandemi, sebagai umat Hindu harus tetap beryadnya sesuai ajaran Tri Hita Karana.

“Sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, begitupun manusia dengan alam lingkungan harus tetap dijaga sebagaimana mestinya,” katanya.

Ia juga mengingatkan agar selalu mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari bahaya virus Covid-19.

Baca Juga: Desa Adat Besakih Laksanakan Ngaben Masal Sebagai Langkah Efisiensi Biaya Krama Desa

Sementara itu, Prawartaka Karya I Gede Redita yang ditemui di sela-sela upacara mengatakan, rangkaian acara Mepandes sudah dimulai sejak 30 Mei 2022 lalu dengan matur piuning karya dan ngeruak.

Kemudian upacara dilanjutkan ngajum puspa pada 22 Juli 2022, sedangkan pada Anggara Pon Merakih 26 Juli 2022 ini dilaksanakan upacara Metatah/Mepandes massal yang diikuti 238 orang pemilet (peserta).

Sedangkan, ada sebanyak 253 puspa yang mengikuti prosesi nyekah dan dipuput oleh Ida Pedanda Made Oka Pasuruan dari Griya Oka Ayunan Badung.

Baca Juga: Bupati Buleleng Minta Perumda Tirta Hita Turut Kontribusi Lestarikan Lingkungan

Lebih lanjut ia menambahkan, upacara ini merupakan program dari Desa Adat Pedungan bersama LPD Desa Adat Pedungan.

Program ini bertujuan membantu serta meringankan beban khususnya pada situasi pandemi saat ini, sehingga dapat menekan pengeluaran masyarakat dalam melaksanakan yadnya, sebab semua upacara tersebut gratis.***

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler