RINGTIMES BALI - Kasus pembunuhan yang terjadi di Subang akan diumumkan oleh pihak kepolisian dan dikabarkan mengalami kemajuan yang cepat.
Kasus pembunuhan di Subang tersebut ditangani langsung Polda Jabar dari Polres Subang dan mengalami kemajuan dengan mengantongi nama pelaku.
Meski begitu, kasus pembunuhan tersebut tidak dengan cepat diselesaikan, karena pelaku diduga sangat mahir dan pintar.
Baca Juga: Atalia Praratya Tepis Tudingan Tutupi Kasus Pemerkosaan di Bandung Sejak Mei 2021
Dengan kemahirannya tersebut, pelaku dikabarkan pandai dan bisa lolos ketika diintrogasi oleh pihak kepolisian.
Beberapa fakta yang analisis para pakar tentang ke profesional dan kecanggihan pelaku yang diduga menjadi tantangan pihak kepolisian:
1. Pandai dalam Forensik
Pertanyaan kenapa ahli forensik dr Sumy Hastry Purwanti tidak mau membeberkan hasil autopsi kedua terhadap jenazah korban pembunuhan ibu dan anak di Subang, akhirnya terungkap.
Baca Juga: Atalia Ridwan Kamil Klarifikasi Lagi Kabar Hoaks Tutupi Kasus Pemerkosaan Santriwati di Bandung
Di sebuah acara live ‘Forensic Talk’ dengan tema ‘Kasus Subang’ yang dibuat oleh Pusat Forensik Terintegrasi Universitas Indonesia (UI), dr. Sumy Hastry memberitahu alasannya.
"Saya dan juga ahli (forensik) yang lain tuh hanya berbicara atau menyerahkan hasil ke penyidik atau nanti berbicara di pengadilan. Jadi banyak rekan-rekan yang meminta apa hasil otopsi kedua (kasus Subang) kita tidak bisa bicara”, ucap Hastry.
Dalam acara tersebut, Hastry juga menjelaskan mengapai dirinya tidak segera menentukan tersangka atau pelaku setelah melakukan autopsi.
Artikel ini pernah tayang di deskjabar.pikiran-rakyat.com dengan judul MENGEJUTKAN, INILAH FAKTA KECANGGIHAN PELAKU, Kasus Pembunuhan Subang, Analisis Anjas, dr Hastry Dan Roy Suryo
Dia mengatakan bahwa tugas tersebut merupakan kewenangan dari pihak penyidik dan bukan dirinya.
"Saya kan hanya bantuan teknis sebagai dokter forensik. Forensik itu berbicara jika ada manusia meninggal tidak wajar. Apakah dia korban pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau meninggal karena tidak wajar lainnya," jelas dr. Hastry.
Namun, belakangan ini ada beberapa fakta baru terkait perkembangan kasus pembunuhan di Subang tersebut.
Baca Juga: Kronologi Kasus Predator Seks di Cibiru Bandung Menurut Atalia Ridwan Kamil
dr Sumy Hastry mengatakan dalam perbincangannya di kanal Youtube milik Denny Darko yang tayang 23 November 2021 lalu.
dr Sumy Hastry mengungkapkan, bahkan di jenazah korban Tuti dan Amalia sudah tak ditemukan sidik jari.
Sidik jari yang ada di jenazah Tuti dan Amalia sudah hilang karena dibersihkan oleh pelaku ketika selesai melaksanakan tindah kejinya.
Kondisi jenazah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu saat ditemukan di dalam bagasi mobil sudah bersih.
Cara menghilangkan jejak sidik jari dalam tubuh dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang adalah orang yang memang ahli atau mengetahui Forensik.
2. Menguasai tempat dan waktu di lapangan dengan teliti
Ada dugaan kuat pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang bisa memanfaatkan CCTV yang mati untuk menutupi jejaknya dan CCTV yang hidup untuk memperkuat alibinya.
Anjas yang berada di Thailand tersebut menganalisa sorotan CCTV di SMA Jalancaga yang berada di depan rumah kejadian ternyata sedang mati.
Diduga bahwa sebelum membunuh Tuti Suhartini dan Amalia, pelaku sudah mengetahui kondisi CCTV di sekitar lokasi tersebut.
Diungkapkan Anjas masalah ini pada segmen analisa di kanal YouTube Anjas di Thailand berjudul "SIAPA YG SIAPKAN PELAKU PETA INFO LOKASI CCTV ??," yang diunggah Jumat, 10 Desember 2021.
Anjas juga menduga bahwa pelaku pembunuhan sudah membuat peta letak dengan detail bahkan mengetahui kondisi CCTV yang hidup dan yang mati di sekitar TKP.
Selain itu, Anjas juga menduga bahwa para pelaku sudah membagi tugas sejak awal, salah satunya adalah meloloskan diri dari CCTV.
"Sepertinya, para pelaku mengetahui sekali, sehingga mereka bisa menghindari sejumlah CCTV yang hidup, dan mengetahui mana yang mati," ujar Anjas.
Baca Juga: Presiden Brasil Siap Kawal Kasus Alex Goncalves VS Persikabo 1973
Tidak hanya itu, Anjas juga menduka bahwa pelaku, dalang, dan orang yang membantu pembunuhan tersebut merupakan orang-orang sekitar atau yang telah korban kenal.*** (Tim Deskjabar 04/deskjabar.pikiran-rakyat.com)